Pernyataan itu dilontarkan Duterte dalam kunjungan kenegaraan ke Jepang. "Saya ingin, mungkin dalam dua tahun mendatang, negara saya bebas dari keberadaan pasukan militer asing," kata Duterte yang jelas mengacu ke pasukan AS.
"Saya ingin mereka keluar dam jika saya harus merivisi atau membatalkan kesepakatan-kesepakatan, kesepakatan pemerintah, saya bersedia," imbuhnya dalam sebuah forum ekonomi di Tokyo seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan ini, Duterte kerap menyerang pemerintah AS sementara mendekatkan diri ke pemerintah China. Namun beberapa kali, Duterte mencabut kembali pernyataannya yang menyerang AS.
Atas hal ini, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Julia Mason mengatakan bahwa Washington masih berharap Filipina akan menghormati komitmennya sebagai sekutu AS.
"Kami telah melihat banyak retorika meresahkan semacam ini baru-baru ini, dan ini bukan tren yang positif," tutur Mason.
Ketika diminta untuk menjelaskan pernyataan Duterte tersebut, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay mengatakan, Duterte tidak bermaksud bahwa pasukan AS akan diusir.
(ita/ita)











































