Badan anak PBB, UNICEF mengutuk serangan udara di provinsi Idlib tersebut.
"Ini tragedi. Ini kebiadaban. Dan jika disengaja, ini kejahatan perang," cetus direktur UNICEF, Anthony Lake seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Lake, areal sekolah tersebut telah berulang kali digempur. Namun gempuran ke sekolah tersebut pada Rabu (26/10) waktu setempat merupakan yang paling mematikan sejak perang Suriah pecah lebih dari lima tahun lalu.
Menurut aktivis Pusat Media Idlib, serangan udara itu terjadi pada sekitar pukul 11.30 waktu setempat. "Sebuah roket menghantam pintu masuk sekolah saat para siswa sedang beranjak untuk pulang ke rumah, setelah pihak sekolah memutuskan untuk mengakhiri pelajaran hari itu dikarenakan serangan-serangan udara," ujar aktivis yang tak ingin disebut namanya itu.
Sejauh ini belum bisa dipastikan apakah pesawat-pesawat tempur tersebut milik Rusia atau Suriah. Namun ketika ditanya mengenai serangan udara tersebut, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan: "Itu mengerikan, mengerikan. Saya harap kami tidak terlibat."
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini