Serangan-serangan udara di wilayah Aleppo yang dikuasai pemberontak itu gencar sejak 22 September, dan telah menjadi serangan paling intens selama konflik Suriah yang telah berlangsung sekitar 5 tahun.
"Hasilnya mengerikan," tutur Ban dalam pertemuan khusus Majelis Umum PBB seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (21/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ban mengingatkan, tak ada konvoi bantuan PBB yang bisa masuk ke Aleppo sejak 7 Juli lalu dan ransum makanan akan habis pada akhir Oktober ini. Dikatakan pemimpin badan dunia itu, kelaparan dijadikan sebagai senjata perang.
Sidang khusus Majelis Umum PBB itu diminta oleh 72 negara yang dipimpin Kanada, guna mencoba memecahkan kebutuan setelah Dewan Keamanan PBB gagal mengambil tindakan untuk menghentikan serangan-serangan udara Rusia dan Suriah di Aleppo. Dua resolusi DK PBB digagalkan awal bulan ini, salah satunya karena diveto oleh Rusia, yang mendukung rezim Suriah dalam perangnya melawan pemberontak dan militan ISIS.
Pemerintah Rusia selama ini gigih mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sementara Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya bersikeras menuntut pengunduran diri Assad guna mengakhiri konflik Suriah. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini