Terungkap! Pejabat Deplu AS Menekan FBI Terkait Email Hillary Clinton

Terungkap! Pejabat Deplu AS Menekan FBI Terkait Email Hillary Clinton

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 18 Okt 2016 15:26 WIB
Hillary Clinton (REUTERS/Shannon Stapleton)
Washington - Skandal email Hillary Clinton saat masih menjabat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kembali menjadi pembahasan. Terungkap seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS berusaha melindungi Hillary dengan menekan FBI menurunkan level sebuah email yang bersifat rahasia.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (18/10/2016), informasi ini terungkap dalam rekaman percakapan sejumlah pejabat FBI (Biro Investigasi Federal AS) yang dirilis ke publik pada Senin (17/10) waktu setempat. Rekaman itu pada intinya merupakan rangkuman dari penyelidikan FBI selama setahun terakhir terhadap penerimaan dan pengiriman informasi yang bersifat rahasia via server pribadi, saat Hillary masih menjabat Menlu AS.

Hillary sendiri telah mengakui penggunaan server pribadi di rumahnya, untuk keperluan kerja selama menjabat Menlu AS dari tahun 2009-2013. Dia menyebutnya sebagai kesalahan dan meminta maaf kepada publik atas hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan dokumen itu, pejabat senior Deplu AS yang disebut berusaha melindungi Hillary adalah Patrick Kennedy. Kennedy diketahui sebagai salah satu wakil menteri dalam Deplu AS di bawah kepemimpinan Menlu AS saat ini, John Kerry.

Baca juga: Jika Jadi Presiden AS, Trump Bersumpah Jebloskan Hillary ke Penjara

Salah satu pejabat FBI yang namanya disamarkan, menuturkan kepada penyidik bahwa Kennedy berulang kali 'menekan' sejumlah pejabat FBI untuk melakukan deklasifikasi informasi pada salah satu email Hillary. Deklasifikasi adalah membuat hal yang dirahasiakan menjadi sesuatu yang tidak lagi rahasia.

Email itu berisi informasi soal serangan mematikan ke Konsulat Jenderal AS di Benghazi, Libya pada tahun 2012, yang menewaskan diplomat senior AS. Terdapat juga informasi lainnya yang berasal dari FBI, sehingga FBI berhak menentukan label email itu sebagai 'rahasia' atau tidak.

Desakan Kennedy itu muncul pada musim panas tahun 2015, saat para pejabat Deplu AS sibuk mengkaji 30 ribu email Hillary kepada Deplu AS yang akan dirilis ke publik, sesuai perintah pengadilan. Pejabat FBI ini menyebut, dirinya dihubungi kantor hukum Deplu AS yang mempertanyakan soal label 'rahasia' salah satu email Hillary. FBI bersikeras pada keputusannya memberi label 'rahasia' pada email itu.

Tak lama kemudian, salah satu pejabat FBI lainnya menerima telepon dari Kennedy. "Meminta bantuan untuk mengubah klasifikasi email sebagai pertukaran dengan 'quid pro quo'," sebut pejabat FBI itu. Quid pro quo adalah istilah untuk permintaan bantuan yang dibalas dengan bantuan lainnya.

Baca juga: Lebih dari Separuh Warga AS Tak Suka Hillary Clinton

Pejabat FBI yang sama juga menyebut dirinya ikut serta dalam setidaknya dua pembahasan lainnya saat Kennedy 'terus menekan' FBI soal email itu. Menurut pejabat FBI ini, Kennedy terlihat berusaha melindungi Hillary dengan mengurangi jumlah informasi rahasia yang diterima Hillary via email pada server pribadinya.

Juru bicara Deplu AS, Mark Toner, menyebut Kennedy tidak berusaha menekan FBI, namun hanya berusaha memahami lebih baik soal bagaimana proses klasifikasi FBI berlangsung. Toner juga membantah adanya pembahasan 'quid pro quo'.

Dalam transkrip terpisah namun masih masuk dalam dokumen 100 halaman yang dirilis, seorang pejabat FBI lainnya membenarkan adanya pembahasan soal 'quid pro quo' antara FBI dengan Kennedy. Pejabat yang tidak bersedia disebut namanya ini mengakui Kennedy, via telepon, menyebut klasifikasi rahasia pada email Hillary itu memicu masalah untuknya. Pejabat FBI ini mengaku dirinya menyatakan kepada Kennedy akan memeriksa email yang dimaksud, jika Deplu AS mempertimbangkan untuk mengizinkan pengerahan lebih banyak agen FBI ke pos-pos di Irak, sebagai gantinya.

Namun pada akhirnya, FBI bersikeras email itu tetap berlabel 'rahasia'. Baik Deplu AS maupun FBI kompak menegaskan tidak ada 'quid pro quo' yang terealisasi, meskipun mereka membenarkan adanya pembahasan soal itu, juga soal klasifikasi email dan slot FBI di Irak.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads