Wafatnya Raja Bhumibol yang memimpin Kerajaan Thailand selama 70 tahun terakhir memicu duka mendalam dan meningkatkan sensitivitas warga terhadap setiap komentar negatif yang muncul.
Kritikan terhadap kerajaan, pemangku raja maupun putra mahkota, yang dalam bahasa Prancis disebut lese majeste, dikategorikan sebagai tindak kriminal yang memiliki ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara di Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Reuters, Senin (17/10/2016), tiga rekaman video muncul ke media sosial setempat yang menunjukkan insiden yang dipicu kemarahan warga terhadap orang-orang yang dianggap menghina kerajaan.
Salah satunya terjadi pada Jumat (14/10) lalu, ketika sekitar 400 orang berkumpul di depan sebuah kedai susu kedelai di Provinsi Phuket. Pemicunya adalah postingan Facebook yang ditulis anak laki-laki pemilik kedai tersebut, yang dianggap menghina mendiang Raja Bhumibol.
"Mereka ingin menegaskan bahwa tidak ada yang boleh menghina Raja yang mereka cintai," tutur Komandan Kepolisian Phuket, Mayor Jenderal Polisi Teerapon Tipcharoen, kepada Reuters.
Baca juga: Mantan PM Prem Tinsulanonda Ditunjuk Jadi Pemangku Raja Thailand
Insiden kedua terjadi Pulau Samui, Thailand bagian selatan, pada Minggu (16/10). Dalam video terlihat seorang wanita dipaksa membungkuk dan berlutut di hadapan foto mendiang Raja Bhumibol, sementara massa yang menyaksikannya melontarkan berbagai ejekan terhadapnya.
Dalam insiden ketiga, yang terjadi di Provinsi Phang Nga, ratusan orang berkumpul di luar rumah seorang pria yang dianggap menghina Raja Bhumibol. Pria itu memicu kemarahan warga setelah memposting komentar menghina via Facebook. Pria itu tetap ada di dalam rumah, meskipun diteriaki oleh massa.
"Jika Anda tinggal di Thailand, Anda harus mencintai Raja," demikian salah satu teriakan warga. Massa kemudian membubarkan diri setelah polisi datang dan memastikan akan menyelidiki pria itu.
Baca juga: Pedagang Thailand Kebanjiran Permintaan Foto Mendiang Raja Bhumibol
Pekan lalu, usai Raja Bhumibol wafat pada Kamis (13/10), junta militer Thailand mendorong warga untuk melaporkan kasus lese majeste kepada otoritas setempat. Kepolisian setempat juga memantau konten online dan media sosial dengan saksama.
"Kami memahami bahwa beberapa orang tidak senang dengan penghinaan terhadap kerajaan. Saya ingin orang-orang memberikan kesempatan pada otoritas setempat untuk menangani kasus-kasus ini sesuai hukum," tegas Suwapan Tanyuwattana, yang merupakan salah satu menteri pada kantor Perdana Menteri Thailand.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini