"Saya mendengar suara teriakan wanita. Saya mendengar tangisan dan teriakannya," tutur salah satu penghuni apartemen tersebut, Hopeton Stewart, kepada media lokal WABC dan dilansir CNN, Sabtu (15/10/2016).
Detektif kepolisian New York atau NYPD, Ahmed Nasser, menuturkan insiden ini terjadi saat ibunda bayi itu, Aber Al-Rabahi yang masih berusia 21 tahun, mendorong bayinya yang ditidurkan di dalam kereta dorong ke dalam lift yang ada di lantai 23 gedung apartemen tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada gerbong lift di lantai itu. Hanya ada lorongnya atau ruang luncur untuk lift bergerak ke atas dan ke bawah. Akibatnya, Al-Rabahi dan putrinya yang bernama Areej Ali jatuh ke dalam lorong lift. Keduanya mendarat di bagian atap lift yang ada di bawah, atau sekitar 1,5 meter dari lantai 23.
Nahasnya, setelah Al-Rabahi dan putrinya terjatuh, lift langsung bergerak turun ke lantai 17. Tubuh Al-Rabahi menimpa putrinya dan memicu luka-luka. Nasser menuturkan, keduanya berhasil dikeluarkan dari lorong lift, dengan bantuan seorang teknisi lift.
Dalam pernyataan kepolisian setempat, bayi perempuan itu ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri dan tidak responsif. Tragis, bayi itu dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke Rumah Sakit Coney Island, pada Kamis (13/10) pagi waktu setempat.
Sedangkan sang ibu sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit yang sama dan telah diperbolehkan pulang. Dalam wawancara dengan WABC dan media lokal lainnya, NY1, kakek bayi itu, Salah Ali, menuturkan putrinya atau ibunda si bayi sangat hancur atas insiden ini.
Otoritas setempat belum menentukan penyebab kematian bayi itu. Penyelidikan atas insiden ini masih terus berlangsung.
(nvc/trw)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 