Konflik yang melanda Suriah terus berlanjut, sejak upaya memberlakukan gencatan senjata menemui jalan buntu pada September lalu. Suriah dan sekuturnya, Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran di kota Aleppo, yang hingga kini dikuasai pemberontak antirezim Suriah.
Serangan udara Suriah yang didukung Rusia memicu kecaman luas, termasuk seruan dari Prancis dan Amerika Serikat (AS) agar digelar penyelidikan kejahatan perang, yang menurut kedua negara itu, dilakukan oleh Suriah dan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sekolah di Suriah Dihantam Roket, 5 Anak Tewas
Paus Fransiskus menyebut gencatan senjata kini sangat penting untuk Suriah. "Setidaknya diperlukan saat ini, demi memampukan evakuasi warga sipil, khususnya anak-anak, yang masih terjebak oleh pengeboman keji," cetusnya.
Sebagai pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus menyampaikan banyak seruan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Suriah. Bulan lalu, Paus mendorong penghentian pengeboman warga sipil di Aleppo, dengan memperingatkan pelakunya akan menghadapi penghakiman Tuhan.
Dalam pernyataannya, Paus tidak menyebut langsung pihak maupun negara yang melancarkan serangan udara di Aleppo.
Pada Minggu (9/10) lalu, Paus mempromosikan Duta Besar Vatikan untuk Suriah, Uskup Mario Zenari asal Italia ke status jajaran petinggi Kardinal demi menunjukkan kekhawatiran besar Gereja Katolik dengan 1,2 miliar anggota itu, untuk konflik Suriah.
Promosi itu diyakini sebagai yang pertama kali dalam sejarah saat seorang Dubes Vatikan, yang disebut nuncio, memiliki status Kardinal.
Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri ISIS Tewaskan 10 Orang di Suriah
(nvc/ita)