Dalam kritikan yang langka, seperti dilansir Reuters, Senin (10/10/2016), Ramos menyebut pemerintahan Duterte kalah besar dengan memprioritaskan perang kontroversial melawan narkoba dan mengorbankan isu lain yang penting seperti kemiskinan, biaya hidup, investasi asing dan lapangan pekerjaan.
"Ketidakpuasan dan kekecewaan besar," sebut Ramos, yang kini berusia 88 tahun, merujuk pada pemerintahan Duterte. Juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, belum bersedia mengomentari kritikan Ramos itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramos yang menjabat Presiden Filipina tahun 1992-1998 ini, dianggap sebagai mentor oleh Duterte. Beberapa waktu lalu, Duterte menunjuk Ramos menjadi utusan khusus untuk memperbaiki hubungan dengan China dan menangani dampak putusan arbitrase internasional yang menolak klaim China atas Laut China Selatan, pada Juli lalu.
Beberapa kali, Duterte mengaku dirinya menghormati Ramos dan Ramos sendiri membujuk Duterte untuk maju pencapresan pada pilpres Mei lalu. Tidak diketahui pasti mengapa Ramos melontarkan kritikannya sekarang. Ramos tidak menjelaskan lebih lanjut soal kritikannya itu.
Dalam surat kabar lokal Manila Bulletin edisi Minggu (9/10), Ramos menjabarkan daftar isu prioritas yang seharusnya diperjuangkan oleh pemerintahan Duterte. "Bukannya terjebak pada kontroversi tidak berkesudahan soal pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba dan soal kemampuannya menggunakan kata-kata sumpah serapah dan hinaan, bukannya berbahasa dengan sopan," sebutnya.
Baca juga: Duterte Sebut Filipina Tak Akan Mengemis Bantuan AS dan Uni Eropa
Pada Jumat (7/10) waktu setempat, Duterte menekankan bahwa latihan militer tahunan bersama AS-Filipina yang sedang berlangsung, akan menjadi yang terakhir. Duterte juga menantang pemerintah AS untuk menggunakan badan intelijen mereka atau CIA untuk melengserkannya.
"Jadi apa yang terjadi?" tanya Ramos dalam editorial surat kabar lokal itu.
"Apakah kita menghentikan begitu saja kemitraan militer yang terjalin selama beberapa dekade terakhir, membuang kecakapan taktis, kesesuaian persenjataan, logistik yang diharapkan dan persahabatan antara tentara begitu saja? Karena DU30 mengatakan demikian?" imbuh Ramos merujuk pada panggilan populer untuk Duterte.
Baca juga: 90 Hari Menjabat, Mayoritas Rakyat Filipina Nilai Kinerja Duterte Sangat Bagus
Ramos mengharapkan, agar 100 hari ke depan, pemerintahan Duterte jauh lebih baik. "Mempertimbangkan keseluruhan permasalahan di Filipina, dimulai dengan persoalan kemiskinan," cetusnya.
Polling yang digelar Social Weather Stations Poll pada Kamis (6/10) lalu, menyebut Duterte memiliki angka kepuasan 64 persen selama 90 hari menjabat. Angka itu masuk kategori 'sangat baik'. Hanya Ramos yang mengungguli Duterte, dengan 66 persen angka kepuasan.
(nvc/ita)