Setidaknya tiga kota melaporkan kematian puluhan warganya, termasuk kota Chantal yang menurut wali kotanya, 86 orang tewas, kebanyakan saat pohon-pohong tumbang menimpa rumah-rumah. Lebih dari 20 orang belum ditemukan di kota tersebut.
Menurut pejabat-pejabat lokal dan perlindungan sipil seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (8/10/2016), jumlah korban jiwa sejauh ini telah mencapai 877 orang. Sekitar 61.500 orang kehilangan rumah mereka dan kini berada di tempat-tempat penampungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bencana kemanusiaan," tutur Frenel Kedner, pejabat pemerintah di kota Jeremie, wilayah Grand'Anse. "Masyarakat sangat membutuhkan makanan, air, obat-obatan," imbuhnya.
Kemalangan warga Haiti ditambah dengan adanya wabah kolera. Di kota Anse-d'Hainault, tujuh orang tewas akibat penyakit kolera. Sebanyak 17 kasus kolera lainnya dilaporkan di kota Chardonnieres, wilayah pantai selatan Haiti.
"Dikarenakan banjir yang masiv dan dampaknya pada air dan infrastruktur sanitasi, kasus-kasus kolera diperkirakan akan melonjak setelah Topan Matthew dan selama musim hujan biasa hingga awal 2017," demikian disampaikan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) dalam statemennya.
(ita/ita)











































