Filipina Tangkap 3 Tersangka Terkait Ledakan Bom di Kota Asal Duterte

Filipina Tangkap 3 Tersangka Terkait Ledakan Bom di Kota Asal Duterte

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 07 Okt 2016 20:01 WIB
Filipina Tangkap 3 Tersangka Terkait Ledakan Bom di Kota Asal Duterte
Lokasi ledakan bom di Davao (Reuters)
Manila - Militer Filipina menangkap tiga tersangka terkait ledakan bom di Davao, kota asal Presiden Rodrigo Duterte. Ketiga tersangka disebut berusaha mengaitkan kelompoknya dengan militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Disampaikan Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (7/10/2016), ketiga tersangka merupakan anggota geng kriminal setempat, yang melakukan serangan demi menaikkan pamor mereka seperti ISIS.

Ketiga tersangka ditangkap di pos keamanan di Cotabato, pada Selasa (4/10), saat membawa bom rakitan. "Mereka berusaha mencari perhatian ISIS, agar (ISIS) mengakui mereka, itulah mengapa mereka berusaha merekamnya (ledakan bom) untuk propaganda internasional," terang Lorenzana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Menlu: Tak Ada WNI yang Jadi Korban Ledakan Bom di Davao, Filipina

Sebuah video ditemukan dari para tersangka, yang isinya mereka berusaha menyejajarkan diri dengan ISIS. "Kami menemukan bukti-bukti kuat yang menunjukkan para tersangka memang teroris yang meledakkan bom di Davao City," tegas Lorenzana.

Ketiga tersangka yang tampil mengenakan seragam tahanan oranye dan diborgol, dipamerkan ke awak media di Manila.

Sedikitnya 15 orang tewas (bertambah satu dari 14 orang) dan 70 orang lainnya luka-luka dalam ledakan bom di Davao, pada 2 September lalu. Presiden Duterte menjabat sebagai Wali Kota Davao selama lebih dari 22 tahun. Saat ledakan terjadi, Duterte sedang berada di Davao, yang memang menjadi lokasi favoritnya menghabiskan akhir pekan. Namun lokasi Duterte dilaporkan jauh dari lokasi Duterte.

Baca juga: 14 Orang Tewas Akibat Ledakan Bom di Kota Asalnya, Ini Kata Duterte

Lorenzana menyebut serangan itu jelas ditujukan untuk mengganggu dan mengalihkan perhatian dari operasi militer melawan kelompok Abu Sayyaf di Filipina bagian selatan.

"Kami masih mencari dalang utamanya," imbuhnya, sembari menyebut ada 10 orang yang terlibat dalam ledakan dan menyebut mereka mempersiapkan granat sebagai cadangan jika bom gagal meledak.

Sejumlah senjata api, amunisi dan bom rakitan ditemukan saat polisi menggeledah rumah milik orangtua salah satu tersangka di Mindanao, pada Jumat (7/10). Kelompok ini diketahui pernah bertempur dengan tentara Filipina sebelumnya dan diketahui membawa bendera ISIS saat itu.

(nvc/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads