Dalam pidatonya di depan para polisi di kota Butuan, Filipina selatan, Duterte mengatakan bahwa AS telah menolak untuk menjual sejumlah persenjataan ke Filipina. Namun dikatakan Duterte, dirinya tidak khawatir soal itu karena Rusia dan China bersedia menjadi pemasok.
"Bagaimana Anda melihat kami, orang miskin? Kita akan bertahan. Bahkan jika kita mengalami kesulitan, kita akan bertahan. Namun kita tak akan pernah, tak akan pernah berkompromi soal martabat kita," tegas Duterte seperti dilansir Press TV, Jumat (7/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Duterte telah menyerukan penarikan pasukan AS dari negaranya. Duterte bahkan mengancam bahwa latihan militer tahunan dengan AS tak akan dilakukan lagi mulai tahun depan.
Duterte yang tadinya menjadi Wali Kota Davao selama lebih dari 2 dekade, memenangi pemilihan presiden pada Mei lalu. Dia berjanji akan memberantas kejahatan dan narkoba dalam waktu 3 hingga 6 bulan masa awal kepresidenannya.
Menurut kepolisian Filipina, lebih dari 3.500 orang -- atau sekitar 47 orang tiap hari -- tewas dalam 3 bulan kepresidenannya terkait perdagangan narkoba. Pemerintah AS, Uni Eropa dan PBB telah mengecam Duterte atas tingginya korban jiwa tersebut. Namun Duterte membela diri dengan menyatakan bahwa operasi antinarkoba yang dilakukannya tetap mematuhi koridor hukum.
(ita/ita)