Sejak debat dimulai pada Selasa (4/10) malam waktu setempat, seperti dilansir AFP, Rabu (5/10/2016), kedua cawapres langsung saling serang soal reputasi dan pengalaman para capres masing-masing. Debat satu-satunya untuk cawapres kedua partai ini digelar di Longwood University, Farmville, Virginia.
Kaine yang merupakan pasangan capres Demokrat Hillary Clinton dalam pencapresan ini, menyebut dirinya sebagai politikus yang sangat berpengalaman, baik dalam level lokal, negara bagian maupun nasional. Kaine mengklaim dirinya akan menjadi 'tangan kanan' yang tepat bagi Hillary, yang disebutnya bisa dipercaya dan lebih dari mampu untuk memimpin AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Gubernur Pence membela gaya Donald Trump yang sarat penghinaan, egois dan mendahulukan kepentingan sendiri," imbuhnya.
Menanggapi serangan Kaine, Pence menjawab: "Anda tentu tahu banyak soal kampanye sarat penghinaan." Jawaban Pence itu merujuk pada serangkaian kritikan Hillary untuk Trump dalam beberapa bulan terakhir.
"Kita melihat seluruh bagian dunia, khusus Timur tengah yang lebih luas, berada di luar kendali. Situasi yang kita lihat setiap jamnya di Suriah hari ini, adalah dampak dari kebijakan luar negeri yang lemah yang digagas dan diciptakan Hillary Clinton dalam pemerintahan ini," balas Pence balik menyerang.
Kedua kandidat berulang kali berdebat soal kegagalan Trump merilis laporan pajak, keamanan sosial dan prospek hutang besar. Hal ini memaksa moderator debat, penyiar berita pada CBS News Elaine Quijano, untuk menginterupsi keduanya.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini