Seperti dilansir AFP, Jumat (23/9/2016), ratusan demonstran memblokir salah satu lajur jalan raya dekat Bank of America Stadium, dengan beberapa orang berbaring di tengah jalan. Hal ini membuat para pengemudi mobil panik dan berusaha menghindari mereka hingga akhirnya melaju di lajur yang salah.
![]() |
Reporter AFP yang ada di lokasi kejadian melaporkan, para demonstran sibuk berlarian setelah polisi melepas tembakan gas air mata dan juga peluru karet pada Kamis (22/9) malam waktu setempat. Usai tembakan gas air mata, situasi di lokasi relatif tenang.
Sementara itu, situasi di pusat kota Charlotte lebih tenang. Ratusan orang menggelar long march ke markas kepolisian setempat dengan membawa poster bertuliskan 'Stop killing us' dan 'Resistance is beautiful'. Long march ini berjalan dengan damai, tanpa insiden apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Aksi memprotes kematian pria kulit hitam bernama Keith Lamont Scott (43) usai ditembak polisi setempat pada Selasa (20/9), digelar sejak beberapa hari terakhir. Unjuk rasa yang awalnya damai ini berujung bentrokan, yang memicu korban luka baik dari pihak kepolisian maupun demonstran.
Pada Rabu (21/9) malam, seorang demonstran terkena tembakan yang dipastikan berasal dari warga sipil lainnya, bukan polisi. Demonstran ini sempat dikabarkan tewas, sebelum polisi meralatnya dan menyebut si demonstran kritis di rumah sakit.
![]() |
Otoritas kota Charlotte lantas memberlakukan jam malam, efektif sejak Kamis (22/9) tengah malam waktu setempat. Namun jam malam ini dilanggar para demonstran yang masih turun ke jalanan hingga Jumat (23/9) dini hari. Dilaporkan juga oleh koresponden AFP bahwa ratusan demonstran masih bertahan di pusat kota Charlotte, di tengah penjagaan ketat kepolisian setempat.
Gubernur North Carolina, Pat McCrocy, menetapkan situasi darurat di Charlotte pada Kamis (22/9) waktu setempat. McCrocy juga mengaktifkan pengerahan ratusan tentara Garda Nasional serta personel patroli jalan raya ke Charlotte, untuk membantu aparat lokal.
![]() |
Penembakan pria kulit hitam bernama Scott terjadi polisi setempat sedang mencari seorang tersangka untuk kasus kriminal lainnya. Di tengah perburuan, polisi bertemu dengan Scott yang entah apa penyebabnya, berujung pada pertikaian kedua pihak. Polisi menyebut Scott berbahaya dan bersenjata.
Salah satu polisi pun menembak Scott hingga menewaskan. Dalam keterangannya, pihak keluarga meyakini Scott yang berusia 43 tahun itu tidak membawa pistol, melainkan sebuah buku di tangannya saat ditembak mati. Namun kepolisian menegaskan, sebuah pistol ditemukan di lokasi penembakan Scott dan jelas tidak ada buku seperti disebut keluarganya.
Baca juga: Kerusuhan Terus Berlanjut, Gubernur North Carolina Tetapkan Situasi Darurat
(nvc/nwk)