Duterte yang mantan Wali Kota Davao ini, memenangkan pilpres pada Mei lalu dengan berjanji akan menekan angka kriminalitas dan memberantas pengedar narkoba dalam waktu 3-6 bulan. Masalah terbesar adalah penyaluran dan penggunaan methamphetamine buatan lokal atau yang disebut 'shabu'.
"Saya tidak menyadari betapa parah dan seriusnya persoalan narkoba di republik ini hingga saya menjadi presiden," ucap Duterte dalam konferensi pers di Davao, seperti dilansir Reuters, Senin (19/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duterte menyebut, banyak orang yang terjun ke bisnis narkoba di Filipina bahkan menurutnya, beberapa di antaranya bekerja dalam pemerintahan. "Ratusan ribu orang sudah ada di dalam bisnis narkoba," imbuhnya.
"Kita memerlukan waktu untuk membereskan semuanya. Beri saya sedikit tambahan, mungkin enam bulan lagi," cetus Duterte.
Lebih dari 3.500 orang -- atau sekitar 47 orang per hari -- tewas dalam 10 pekan terakhir, sebagian besar terkait kasus narkoba. Catatan kepolisian Filipina menyebut, sekitar dua pertiga orang yang tewas merupakan penjahat tanpa identitas, sedangkan sisanya merupakan tersangka yang diburu polisi.
Baca juga: 2.400 Orang Tewas, Duterte: Akan Ada Lebih Banyak Lagi yang Dibunuh
Retorika keras dilontarkan Duterte dalam kebijakannya melawan kriminal dan narkoba. Pernyataan keras itu ditambah ribuan orang yang tewas dalam beberapa bulan terakhir di Filipina. Berbagai kelompok HAM, baik domestik maupun internasional, hingga Amerika Serikat (AS) dan PBB ramai-ramai mengkritik Duterte. Menanggapi kritikan-kritikan itu, Duterte melawan dan balik melontarkan komentar kasarnya.
Awal bulan ini, Duterte menegaskan akan ada lebih banyak yang dibunuh hingga pengedar narkoba terakhir ada di jalanan. Pada Minggu (18/9), Duterte melontarkan pernyataan berbeda. "Bahkan jika saya ingin, saya tidak bisa membunuh mereka semua karena laporan akhirnya akan setebal ini," ucapnya merujuk pada laporan terbaru pemerintah yang belum dirilis soal para pejabat publik yang terlibat narkoba.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini