Duterte Sebut Abu Sayyaf Ingin Bangun Kekhalifahan di Asia Tenggara

Duterte Sebut Abu Sayyaf Ingin Bangun Kekhalifahan di Asia Tenggara

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 17 Sep 2016 19:11 WIB
Duterte Sebut Abu Sayyaf Ingin Bangun Kekhalifahan di Asia Tenggara
Rodrigo Duterte (REUTERS/Erik De Castro)
Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut kelompok Abu Sayyaf bertekad membentuk kekhalifahan di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dituturkan Duterte yang semakin memperkuat posisinya melawan kelompok yang banyak mendalangi penculikan demi meraup uang tebusan di Filipina bagian selatan.

Duterte yang dikenal kasar ini sebelumnya mengancam akan memakan hidup-hidup anggota Abu Sayyaf, untuk membalas serangan bom di kota asalnya, Davao, akhir Agustus lalu yang menewaskan 15 orang. Duterte menegaskan, Abu Sayyaf kini tak lagi hanya mengejar uang dari tindak kriminalnya.

Beberapa faksi kelompok Abu Sayyaf di Filipina bagian selatan telah menyatakan sumpah setia pada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun para pengamat menyebut Abu Sayyaf hanya tertarik pada uang tebusan, daripada ideologi radikal ISIS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka lapar akan perjuangan mendirikan kekhalifahan di Asia Tenggara. Kekhalifahan adalah kerajaan untuk para muslim," ucap Duterte dalam pidatonya di hadapan tentara Filipina, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/9/2016).

Baca juga: Duterte Bersumpah Akan Makan Hidup-hidup Militan Abu Sayyaf!

"Masalahnya adalah mereka tidak menanyakan pada dasarnya sekolah apa yang bisa Anda berikan kepada mereka," imbuhnya merujuk pada layanan lokal yang diminta kelompok Abu Sayyaf.

"Itu antara kekhalifahan atau tidak sama sekali," tegas Duterte.

Abu Sayyaf merupakan kelompok radikal yang muncul di tengah pemberontakan separatis muslim di wilayah selatan Filipina, yang didominasi penganut Katolik. Pemberontakan itu telah merenggut lebih dari 120 ribu nyawa sejak tahun 1970-an.

Secara terpisah, Departemen Pertahanan Filipina menyatakan sebenarnya tidak ada keterkaitan formal antara Abu Sayyaf dengan ISIS, yang merajalela di Irak dan Suriah. "Mereka (Abu Sayyaf-red) terinspirasi ISIS dan tidak benar-benar didukung ISIS. Mereka hanya ingin menjadi seperti ISIS," sebut juru bicara Departemen Pertahanan Filipina, Arsenio Andolong, kepada AFP.

Baca juga: Filipina Tak Bisa Selamanya Jadi 'Adik Berkulit Cokelat' Bagi Amerika

Duterte awalnya berniat memulai kembali perundingan damai dengan dua kelompok pemberontak muslim terbesar di Filipina sejak dia menjabat pada 30 Juni lalu. Awalnya, Duterte juga berniat mengusulkan perdamaian dengan Abu Sayyaf, namun kemudian berbalik melawannya dan menyebutnya teroris.

Bulan lalu, Duterte meluncurkan operasi militer melawan Abu Sayyaf dengan memerintahkan penghancuran mereka. Ribuan tentara Filipina dikerahkan ke markas Abu Sayyaf di Pulau Jolo dan Basilan, hingga memicu pertempuran yang menewaskan 15 tentara dan 32 militan Abu Sayyaf.

(nvc/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads