"Dia (Hillary-red) ingin menghancurkan Amandemen Kedua (Konstitusi AS)," tegas Trump merujuk pada amandemen kedua Konstitusi AS mengatur hak setiap warga negara AS untuk menyimpan dan menggunakan senjata api, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/9/2016).
Hillary dan para politikus Partai Demokrat selama ini memperjuangkan pembatasan kepemilikan senjata api di AS setelah maraknya kasus penembakan brutal yang memakan banyak korban jiwa. Kalangan Partai Republik menentang upaya itu dan menyebut Demokrat melanggar amandemen Konstitusi AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun Hillary hanya mendukung beberapa langkah pembatasan senjata api, Trump secara tidak akurat menyerukan bahwa Hillary ingin melarang semua senjata api di wilayah AS. Beberapa waktu lalu, Trump menyebut Hillary munafik karena menerima perlindungan dari agen Secret Service yang bersenjatakan pistol.
"Saya pikir para pengawalnya harus menanggalkan seluruh senjata. Saya pikir mereka harus dilucuti senjatanya. Segera," cetus pengusaha real estate asal New York itu.
"Apa yang kalian pikirkan. Iya? Ambil semua senjata mereka. Dia (Hillary-red) tidak ingin senjata. Ambil semuanya. Mari kita lihat apa yang akan terjadi padanya. Ambil semua senjata mereka, oke. Situasi akan menjadi semakin berbahaya," imbuhnya.
Selama beberapa bulan terakhir, Hillary dan juga Trump mendapat perlindungan khusus dari Secret Service. Perlindungan ini bersifat melekat pada keduanya yang telah resmi menjadi capres AS, dari Partai Demokrat dan Partai Republik.
Baca juga: Polling Nasional Terbaru: Hillary Clinton Unggul Tipis Atas Donald Trump
Di sisi lain, seruan Trump dianggap memprovokasi ancaman keamanan bagi Hillary. Manajer kampanye Hillary, Robby Mook, mengecam seruan Trump itu.
"Apakah ini dilakukan untuk memprovokasi demonstran di kampanye atau hanya lelucon, ini sungguh kualitas yang tidak bisa diterima dari siapapun yang berniat menjadi commander-in-chief," ucap Mook merujuk pada sebutan untuk Presiden AS.
"Dia (Trump-red) tidak pantas menjadi Presiden dan inilah saatnya bagi pemimpin Partai Republik untuk tegas mengecam perilaku meresahkan dari capres mereka," imbuhnya.
(nvc/trw)