Koalisi Pemilu Bersih dan Adil, seperti dilansir AFP, Rabu (14/9/2016), menyatakan unjuk rasa nasional ini akan dimulai 1 Oktober dalam rangka memprotes skandal gratifikasi yang semakin parah. Aksi ini digelar secara bertahap dalam bentuk roadshow di beberapa wilayah, sebelum mencapai Kuala Lumpur.
Baca juga: Ternyata! 'Malaysian Official 1' dalam Skandal 1MDB Memang PM Najib
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak bisa memiliki seorang perdana menteri yang mencuri uang rakyat. Itu tidak bisa terjadi di negara ini," tegas Ketua Koalisi Pemilu Bersih dan Adil, Maria Chin Abdullah, kepada wartawan setempat.
Kelompok independen yang terdiri atas berbagai LSM dan kelompok masyarakat ini telah menggelar sedikitnya empat unjuk rasa besar sejak tahun 2007. Awalnya, mereka menuntut reformasi pemerintah dan juga sistem pemilu.
Baca juga: Jika Terbukti di AS, Malaysia Akan Tindak Tegas Penggelap Dana 1MDB
Aksi kelompok Bersih pada tahun 2011 dan 2012 berakhir dengan bentrokan, sehingga polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran. Mereka menuding pemerintah Malaysia melakukan korupsi secara sistematis, penyelewengan pemilu dan penindasan.
Pada Agustus 2015, unjuk rasa kelompok Bersih diikuti oleh puluhan ribu demonstran di Kuala Lumpur dan sejumlah lokasi lainnya. Aksi itu menuntut Najib mengundurkan diri terkait skandal 1MDB yang saat itu mulai mencuat. Namun sayangnya, aksi protes itu hanya berdampak kecil pada PM Najib, yang malah semakin memperkuat kekuasaannya.
Untuk aksi terbarunya nanti, kelompok Bersih menyebutkan tujuan utama mereka adalah memperkenalkan dan menyebarluaskan skandal 1MDB kepada warga yang ada di wilayah pedesaan yang menjadi basis kuat koalisi Barisan Nasional yang kini berkuasa di Malaysia.
(nvc/trw)











































