15 Tahun Berlalu, Warga AS Peringati Tragedi 9/11 dengan Ketabahan

15 Tahun Berlalu, Warga AS Peringati Tragedi 9/11 dengan Ketabahan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 10 Sep 2016 14:27 WIB
Memorial 9/11 di New York (REUTERS/Brendan McDermid)
New York - Warga Amerika Serikat (AS), khususnya New York, memperingati 15 tahun tragedi 11 September dengan penuh ketabahan. Hari mengerikan itu selamanya akan tetap membekas dalam diri setiap warga AS.

Pembajakan pesawat oleh Al-Qaeda pada 11 September 2001 lalu, yang merupakan serangan teror asing pertama di AS dalam dua abad terakhir, telah meruntuhkan rasa aman warga AS. Lebih dari 2.750 orang tewas saat dua pesawat penumpang menabrakkan diri ke menara kembar World Trade Center di Manhattan, New York. WTC menjadi simbol kemakmuran dan kepercayaan diri kota New York. Dari jumlah itu, hanya 1.640 jasad teridentifikasi.

Nyaris 75 ribu orang lainnya bertahan hidup dengan luka fisik maupun mental sebagai dampak serangan itu. Banyak dari mereka merupakan petugas darurat yang menghirup udara beracun yang memicu kanker, saat mereka berjibaku menyelamatkan nyawa orang lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

REUTERS/Brendan McDermid

Dalam 15 tahun terakhir, kota New York berupaya keras menjaga keseimbangan antara mengenang para korban dan juga kekejian yang terjadi. Kota ini melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan: regenerasi tanpa akhir, terus membangun, dan melihat jauh ke depan.

Kawasan Manhattan kini menjadi salah satu bagian paling modern di New York, yang dipenuhi hotel mewah, butik dan restoran ternama. Lokasi berdirinya gedung WTC telah dibangun kembali dan kini menjadi Museum dan Memorial Nasional 11 September. Kompleks itu terdiri atas stasiun kereta paling mahal di dunia, pusat pertunjukan seni dan gedung perkantoran.

"Orang-orang yang datang ke tempat ini datang dari seluruh dunia. Ini sekarang menjadi simbol ketabahan bagi orang-orang di seluruh dunia," sebut Wali Kota New York, Bill de Blasio, seperti dilansir AFP, Sabtu (10/9/2016).

REUTERS/Brendan McDermid

Yang menjadi pusat perhatian adalah One World Trade Center atau Menara Kebebasan, yang dibangun kembali di dekat lokasi menara kembar WTC yang roboh tahun 2001. Gedung One WTC memiliki ketinggian 1.776 kaki, melambangkan tahun kemerdekaan AS, atau 541 meter dan tercatat sebagai gedung tertinggi di kawasan Barat.

Sedangkan museum 9/11 yang ada di kompleks yang sama dan dibuka sejak 15 bulan lalu, telah dikunjungi nyaris 7 juta pengunjung. Turis mancanegara serta orang-orang yang keluarga tercintanya menjadi korban tragedi 9/11, menempatkan bunga mawar di atas nama-nama korban yang diukir di pinggiran kolam yang dibangun tepat di bekas berdirinya menara kembar WTC, North Tower dan South Tower.

"Semua orang yang datang ke New York -- merasa seperti harus mengunjungi lokasi ini," tutur warga keturunan Italia-Amerika, Vincenzo Nardone, yang sudah tinggal di New York selama 47 tahun dan kehilangan seorang temannya dalam tragedi 9/11.

REUTERS/Brendan McDermid

Nardone menyebut, New York usai tragedi 9/11 terkesan lebih bersahabat dan menerima. Namun di sisi lain, New York tetap waspada dengan pengamatan diperketat dan warga setempat diminta melapor jika melihat hal mencurigakan. Seiring berjalannya waktu, warga dan keluarga korban khawatir tragedi 9/11 nantinya akan terlupakan begitu saja.

"Apa yang saya takutkan adalah tragedi 9/11 akan menjadi catatan kaki. Tragedi 9/11 tidak berakhir. Banyak orang masih sakit hingga hari ini, orang-orang sekarat karena apa yang terjadi," tandas Scott Matty (62) yang menderita kanker darah karena terlalu banyak menghirup udara beracun usai WTC roboh.

(nvc/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads