Pernyataan Duterte itu memicu kekhawatiran soal masa depan kemitraan kedua negara. Di sisi lain, meskipun pernyataan Duterte itu tergolong sangat kasar, para mantan dan pejabat AS yang masih aktif memperkirakan tidak akan ada dampak serius pada hubungan kedua negara.
Baca juga: Disebut 'Anak Pelacur', Obama Batalkan Pertemuan dengan Duterte di Laos
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Hillary Clinton yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri AS dan merupakan arsitek kebijakan luar negeri Obama yang menekankan pentingnya Asia Pasifik bagi AS, menyebut pembatalan rencana pertemuan itu sudah tepat.
Baca juga: Sebut Obama 'Anak Pelacur', Duterte Sampaikan Penyesalan
"Ketika Presiden Filipina menghina presiden kita, sungguh layak dengan cara yang sangat rendah hati untuk mengatakan: maaf, tidak ada pertemuan," tutur Hillary kepada wartawan yang mendampinginya berkampanye.
"Ada hubungan erat antara AS dan Filipina. Dan saya pikir sangat penting bagi kita untuk menjalin sebuah kemitraan, namun harus ada level penghormatan dari kedua pihak," imbuhnya.
Komentar kasar Duterte itu disampaikan saat dia menjelaskan, dirinya tidak akan dikuliahi soal HAM ketika bertemu Obama. Hal itu merujuk pada tingginya jumlah orang tewas, yang mencapai 2.400 orang, dalam perang melawan kejahatan termasuk narkoba yang dilancarkan Duterte sejak dia menjabat 2 bulan lalu.
Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Sebut Obama 'Anak Pelacur'
Duterte melalui juru bicaranya, telah menyampaikan penyesalan atas komentar kasarnya soal Obama. Sementara Gedung Putih menyatakan Obama mungkin akan berbicara dengan Duterte secara informal, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
(nvc/ita)











































