Wilayah Laos dibombardir secara besar-besaran pada era Perang Vietnam, negara tetangganya. Menurut data Otoritas Regulasi Nasional Laos untuk UXO, dari tahun 1964 hingga 1973, berbagai pesawat tempur AS menjatuhkan lebih dari 270 juta amunisi cluster ke wilayah Laos.
Dari jumlah itu, sekitar sepertiga di antaranya tidak meledak dan terkubur di dalam tanah. UXO atau unexploded ordnance, merupakan sebutan untuk perlengkapan militer bekas perang yang tidak meledak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir Reuters, Selasa (6/9/2016), dana tambahan ini diumumkan saat kunjungan pertama Presiden AS Barack Obama ke Laos, pekan ini. Gedung Putih menyebut program AS di Laos telah membantu mengurangi jumlah korban tewas akibat bom era perang, dari 300 orang menjadi kurang dari 50 orang per tahun.
"Digunakan untuk survei UXO secara menyeluruh di Laos dan untuk operasi pembersihan lanjutan," sebut Gedung Putih soal dana tambahan untuk Laos.
"Amerika Serikat membantu Laos membersihkan bom bekas perang yang tidak meledak, yang mengancam warga dan menghambat pertumbuhan ekonomi," imbuh pernyataan itu.
Dana tambahan ini juga akan digunakan untuk membantu korban UXO dalam rehabilitasi, terutama yang membutuhkan ortotik prostetik atau alat bantu anggota gerak tubuh manusia yang hilang.
"Sebagai dampak dari konflik, banyak orang yang melarikan diri atau menjauh dari rumah masing-masing. Saat itu, Amerika tidak menyadari perannya. Saya yakin, Amerika Serikat memiliki kewajiban moral untuk membantu menyembuhkan Laos," ucap Obama dalam pidatonya di ibu kota Vientiane pada Selasa (6/9).
(nvc/ita)











































