PM Prancis Tidak Terima dengan Artikel New York Times Soal Larangan Burkini

PM Prancis Tidak Terima dengan Artikel New York Times Soal Larangan Burkini

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 06 Sep 2016 11:45 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Stringer/File Photo)
Paris - Perdana Menteri (PM) Prancis Manuel Valls mengkritik habis-habisan artikel surat kabar Amerika Serikat (AS), New York Times soal perdebatan larangan burkini. Artikel itu memuat berbagai keluhan wanita-wanita muslim di Prancis yang merasa didiskriminasi dan bahkan ditindas karena keyakinannya.

"Menggambarkan citra Prancis yang tidak bisa diterima karena itu salah," sebut PM Valls soal artikel yang diterbitkan New York Times (NYT) pada Jumat (2/9) waktu setempat. Pernyataan PM Valls itu dikutip oleh Huffington Post edisi bahasa Prancis, seperti dilansir AFP, Selasa (6/9/2016).

Reporter NYT, Lillie Dremaux, mengumpulkan pandangan wanita-wanita muslim di Eropa soal perdebatan larangan burkini yang telah diberlakukan di beberapa wilayah Prancis. Ada lebih dari 1.000 komentar wanita muslim Eropa dalam artikel itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wanita muslim Prancis seharusnya diperbolehkan mengajukan suaka ke Amerika Serikat... melihat betapa banyaknya penindasan yang kami alami," sebut wanita muslim Eropa lainnya.

Baca juga: PBB Puji Penangguhan Larangan Burkini di Prancis

PM Valls menyatakan, dirinya menolak keras artikel NYT itu. "Jurnalis mengutip wanita-wanita muslim yang menyebut suara mereka diberangus, untuk menggambarkan Prancis menindas mereka," sebut PM Valls dari Partai Sosialis ini.

Lebih lanjut, PM Valls menuding media-media asing seperti NYT sengaja menyudutkan Prancis yang sekuler, yang digambarkan seolah berniat mengganggu kebebasan warga muslim untuk menjalankan keyakinannya. "Justru kebebasan itulah yang kita sedang perjuangkan," tegas PM Valls.

Dalam pernyataan sebelumnya, PM Valls menyebut burkini didasarkan pada praktik perbudakan wanita. Menyinggung artikel NYT, PM Valls menyebut beberapa komentar wanita muslim justru memperkuat pandangannya itu. Salah satunya komentar yang menyebut: "Mengenakan cadar bukan berarti diperbudak oleh laki-laki... itu berarti menjaga tubuh dan kewanitaan."

"Wanita-wanita ini menunjukkan penerimaan sepenuhnya pada dominasi kaum pria," sebut PM Valls dalam komentarnya.

Baca juga: Sebuah Restoran di Paris Tolak Melayani Perempuan Muslim

"Di Prancis, kami mempercayai hal yang kontradiksi dengan itu... wanita tidak bisa menjadi subjek dominasi sekecil apapun itu. Dan gagasan bahwa wanita harus disingkirkan dari arena publik, jelas bentuk dominasi pria," tegasnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads