Penyelenggara unjuk rasa itu menyebut kekuasaan yang diperoleh Temer sebagai 'kudeta'. Sebelum menggantikan Rousseff sebagai Presiden Brasil, Temer menjabat Wakil Presiden Brasil sejak tahun 2011.
Seperti dilansir AFP, Senin (5/9/2016), sekitar 100 ribu demonstran memenuhi jalanan utama Paulista Avenue, yang juga menjadi pusat perekonomian kota Sao Paulo. Beberapa orang di antaranya membawa poster bertuliskan 'Pergi Temer!' dan juga 'Pemilihan langsung sekarang!'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu (31/8) lalu, Senat Brasil menggelar voting yang memutus Rousseff bersalah atas dakwaan memanipulasi rekening pemerintah secara ilegal. Rousseff pun dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Temer, musuh abadinya.
Dilaporkan media lokal, G1, unjuk rasa di Sao Paulo itu berujung bentrokan antara demonstran dengan kepolisian setempat. Polisi terpaksa melemparkan bom gas untuk membubarkan demonstran.
![]() |
Temer yang tengah berada di China untuk menghadiri KTT G20, menyebut unjuk rasa itu hanya dilakukan oleh kelompok kecil. "Ini hanya kelompok-kelompok kecil ... Saya tidak memiliki jumlah pastinya, tapi mungkin sekitar 40, 50, 100 orang. Tidak lebih dari itu. Dari total 204 juta warga Brasil, saya pikir itu tidak tergolong banyak," ucap Temer.
Pihak oposisi di Brasil segera menyangkal pernyataan Temer itu. "Presiden kudeta Brasil menyebut unjuk rasa kita hanya terdiri atas 40 orang. Inilah 40 orang itu -- kami sudah mencapai nyaris 100 ribu orang di Paulista Avenue," tegas Guilherme Boulos, salah satu anggota oposisi yang menggelar unjuk rasa.
Baca juga: Perbaikan Ekonomi Jadi Tugas Utama Presiden Baru Brasil
Unjuk rasa ini digelar pada sore hari, agar tidak mengganggu prosesi obor Paralympic Games, yang digelar di Rio de Janeiro selang tiga hari ke depan.
![]() |
(nvc/ita)