Sebuah bom rakitan meledak di pasar malam di kota Davao, Filipina selatan pada Jumat, 2 September. Setidaknya 14 orang tewas dalam serangan bom itu.
Duterte yang tengah berada di Davao saat ledakan bom, telah mendatangi lokasi ledakan. Dia terus memonitor situasi di sana bersama sejumlah menterinya dan pejabat-pejabat tinggi keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris komunikasi kepresidenan Martin Andanar mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (3/9/2016), kunjungan ke Brunei semula dijadwalkan pada Minggu (4/9) hingga Senin (5/9). Namun usai serangan bom itu, lawatan tersebut dibatalkan. Lawatan ke Brunei tadinya akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama Duterte sejak menjadi presiden.
Selain menewaskan 14 orang, kepolisian setempat mengatakan 67 orang lainnya luka-luka dalam serangan bom di Davao. Di antara para korban luka, 16 orang di antaranya saat ini dalam kondisi kritis.
Davao merupakan kota terbesar di wilayah Filipina selatan, dengan populasi sekitar dua juta jiwa. Kota tersebut berjarak sekitar 1.500 kilometer dari ibukota Manila. Davao merupakan bagian dari wilayah Mindanao, tempat para militan melancarkan aksi-aksi separatisme yang telah berlangsung puluhan tahun dan telah menewaskan lebih dari 120 ribu orang.
Duterte telah menjadi wali kota Davao selama hampir dua dekade terakhir, sebelum memenangi pemilihan presiden dan dilantik menjadi presiden pada 30 Juni lalu.
(ita/ita)











































