Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan aparat keamanan untuk menghancurkan Abu Sayyaf, yang dikenal kerap menculik warga asing untuk meminta uang tebusan.
Operasi penyerangan pun dimulai pekan lalu di wilayah terpencil penuh hutan, Pulau Jolo, salah satu basis Abu Sayyaf yang berjarak sekitar 900 kilometer sebelah selatan ibukota Manila. Operasi itu mendapat perlawanan sengit dari para militan Abu Sayyaf. Bahkan pada Senin, 29 Agustus, 15 tentara Filipina tewas dan 10 orang lainnya luka-luka dalam pertempuran dengan Abu Sayyaf di pulau tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden fokus untuk memastikan bahwa ancaman dari kelompok Abu Sayyaf harus diberantas secepat mungkin," tutur juru bicara kepresidenan Ernesto Abella kepada para wartawan di Manila seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/8/2016).
Dikatakan Tan, pasukan tambahan tersebut akan bergabung dengan dua brigade yang telah lebih dulu dilibatkan dalam pertempuran melawan Abu Sayyaf. Tan menolak menyebutkan secara spesifik jumlah total personel dalam dua brigade tersebut. Namun setidaknya ada 1.000 tentara dalam satu brigade.
Menurut Tan, militer akan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan Duterte. Namun diakuinya, medan yang sulit dan kemungkinan adanya bantuan dari warga muslim setempat, akan menguntungkan bagi Abu Sayyaf. (ita/ita)











































