Seperti dilaporkan media lokal, inquirer.net dan The Philippine Star, Jumat (26/8/2016), Duterte mengalami insiden keseleo lidah saat konferensi pers pada Rabu (24/8) malam di Davao City. Konferensi pers itu membahas pengerahan tentara Filipina ke Sulu untuk memerangi Abu Sayyaf.
Baca juga: Sandera Filipina Dipenggal, Duterte Perintahkan Hancurkan Abu Sayyaf
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kasus satu itu, saya menuding Abu Sayyaf berniat buruk. Mereka sudah membayar 50 ribu peso," ucap Duterte, sebelum mengkoreksi pernyataannya dan menyebut besaran tebusan yang dibayarkan sebesar 50 juta peso.
Usai keseleo lidah, Duterte menegaskan kembali perintahnya untuk menemukan markas Abu Sayyaf dan menghancurkan mereka segera. "Hancurkan mereka. Titik," tegasnya.
Baca juga: Soal Sandera WNI, Menhan: Duterte Ancam Habisi Abu Sayyaf Jika Tak Menyerah
Ketika kembali ditanya wartawan soal siapa yang membayar tebusan itu, Duterte menolak menjawab. "Mungkin dari bank saya," ucapnya dengan nada bercanda. Pemerintah Filipina selama ini memiliki kebijakan untuk tidak pernah membayar uang tebusan kepada kelompok penculikan.
Kepada wartawan pada Kamis (25/8) pagi, Duterte kembali menyinggung soal pembayaran uang tebusan itu. "Mereka (Abu Sayyaf) terus menundanya (pembebasan Sekkingstad) karena sejumlah besar uang. Jutaan (peso)," ucapnya.
"Tebusan telah dibayarkan untuk warga Norwegia," cetus Duterte kepada wartawan setempat, dalam bahasa Tagalog.
Baca juga: 1.800 Orang Tewas Terkait Narkoba Sejak Duterte Jadi Presiden, AS Khawatir
Abu Sayyaf sendiri sebelumnya meminta tebusan 300 juta peso untuk pembebasan Sekkingstad. Warga Norwegia itu diculik bersama warga Kanada John Ridsdel dan Robert Hall, serta wanita Filipina Maritess Flor dari Pulau Samal, Davao del Norte, sejak September tahun lalu.
Ridsdel telah dipenggal Abu Sayyaf pada April lalu sedangkan Hal dipenggal pada Juni, setelah uang tebusan untuk keduanya tidak dibayarkan oleh pemerintah Kanada. Sementara Flor dibebaskan pada 24 Juni lalu.
(nvc/ita)