Banyak pihak bereaksi kala itu dan muncullah gerakan "Save Si Jambul Kuning". Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kala itu bahkan sampai membuat program khusus untuk menyelamatkan populasi si jambul kuning yang hampir punah.
Kementerian LHK membuka posko untuk memberi kesempatan orang-orang yang selama ini memelihara si jambul kuning untuk rela mengembalikan burung kesayangannya. Puluhan burung dikembalikan para pemilik ke Kementerian LHK hingga akhirnya beberapa sudah dilepasliarkan ke alam liar, salah satunya di hutan Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu negara yang ditinggali si jambul kuning adalah Australia. Di Australia bagian utara yang keadaan alamnya mirip dengan Indonesia bagian timur, ribuan kakak tua jambul kuning hidup bebas.
detikcom yang difasilitasi Australia Plus ABC International untuk mengelilingi Australia awalnya menemukan si jambul kuning secara tidak sengaja. Kala itu, detikcom tengah berada di Gove, Northern Territory, wilayah paling utara Australia yang berbatasan langsung dengan Laut Arafuru.
Suatu sore menjelang senja, di atas langit pantai Gove, ribuan burung beterbangan. Saat terbang, ribuan burung itu mengeluarkan suara yang sangat nyaring.
Beberapa burung sempat hinggap di pohon-pohon yang berada di sekitar pantai. Saat dilihat, ternyata burung itu adalah kakak tua jambul kuning.
![]() |
Di Gove, mereka hidup di pedalaman hutan. Setiap pagi mereka pergi mencari makan dan akan kembali pada sore hari menjelang gelap.
Mereka mencari makan secara berkompok. Saat pulang, ribuan si jambul kuning menghiasi langit di pantai Gove dengan disertai nyanyian nyaringnya.
Beberapa waktu kemudian, detikcom berkunjung ke Canberra, Ibu Kota Australia. Di sepanjang jalanan kota Canberra berjejer pohon-pohon rindang, yang kala itu tengah menggugurkan daunnya karena musim dingin. Nah, di antara pohon-pohon di sepanjang jalan itu terlihat ratusan burung berwarna putih yang tengah asyik bermain-main. Ternyata burung itu adalah si jambul kuning yang sengaja dilepasliarkan pihak pemerintah.
![]() |
Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema membenarkan bahwa si jambul kuning sengaja dilepasliarkan di Canberra. Bahkan, setiap pagi, menurut Nadjib, di halaman belakang rumahnya selalu disambangi kakak tua si jambul kuning yang tengah mencari makan.
![]() |
"Setiap pagi di halaman belakang itu selalu ramai didatangi burung, salah satunya ya kakak tua jambul kuning. Menjadi hiburan tersendiri setiap pagi melihat hal itu," kata Nadjib.
Tak hanya di jalan utama kota, kakak tua jambul kuning juga terlihat di kompleks perumahan elite di Canberra. Burung-burung cantik itu bebas bermain di halaman rumah warga tanpa ada yang menganggu.
![]() |
Selain di Canberra, si jambul kuning juga bisa ditemukan di Sydney. Namun, di Sydney si jambul kuning tidak hidup liar di tengah jalanan kota yang ramai. Mereka hidup lepas di Royal Botanic Garden Sydney yang berada di pusat Kota Sydney.
Di kebun seluas kurang lebih 30 hektar itu, ratusan kakak tua jambul kuning hidup. Burung-burung itu tidak takut dengan kedatangan manusia. Bahkan mereka malah mendekat bila tahu ada yang membawa makanan, berupa biji-bijian.
![]() |
Pengunjung pun sangat suka bermain dengan si jambul kuning. Nyanyian nyaring si jambul kuning selalu dinanti para pengunjung kebun.
(Hbb/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini