"Cukup ergonomis. Kedua adalah saya tes dari segi kecepatan. Tadi manuvernya cukup bagus," ujar Nasir di Pakuhaji, Tangerang, Banten, Sabtu (20/8/2016).
Nasir mengungkapkan perlu adanya dukungan yang berkelanjutan untuk inovasi mahasiswa. Dengan bantuan penuh dari pemerintah diharapkan dapat tercipta industri berbasis teknologi yang unggul dan dapat bersaing secara global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal pelat datar tersebut diinisiasi oleh dua alumni Universitas Indonesia Adi Lingson dan Sanlaruska Fathernas serta mendapat bimbingan dari dosen UI Hadi Tresno Wibowo pada tahun 2012. Inovasi yang mereka tawarkan adalah dengan membuat kapal ini menggunakan pelat baja yang mempunyai keunggulan dari kapal-kapal lainnya.
Bahan pelat baja tersebut dapat menghemat hingga 25% dari kapal yang terbuat dari kayu ataupun fiberglass. Tingkat ekonomisnya yang tinggi juga dikuti dengan program pemerintah dalam rangka mengurangi penebangan hutan. Karena produk dari baja ini dapat denga mudah didaur ulang kembali.
Foto: Kemristek Dikti |
Keunggulan lain dari kapal ini adalah desain datar pada bodi kapal. Sehingga kapal dapat dibuat dengan cepat dan mudah.
"Ini tidak, kita patahkan. Jadi pelatnya datar semua tidak melalui proses bending sehingga membuatnya lebih singkat, potong, tempel, jadi," ujar pembimbing Juragan Kapal, Hadi Tresno Wibowo.
Produksi kapal tersebut masih dalam tahap produksi terbatas. Kekurangan sumber daya manusia dan pendanaan menyebabkan produksi kapal belum bisa dimaksimalkan untuk komoditas industri.
Dibanding kapal tradisional lainnya, kapal ini memiliki harga yang cukup terjangkau. Perawatannya juga murah.
"Juragan Kapal ini belum sampai ke arah komersial. Buat satu kapal masih susah," ujar Hadi.
Nasir menjanjikan akan lebih menyosialisasikan kapal ini. Dia juga akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk mendukung menuju dunia industri. (trw/trw)












































Foto: Kemristek Dikti