Komentar ini dilontarkan Duterte setelah de Lima berusaha menyelidiki peningkatan praktik pembunuhan di luar hukum yang dianggap bertepatan dengan kebijakan kontroversial Duterte soal tembak mati penjahat. Dalam pidatonya, seperti dilansir CNN, Jumat (19/8/2016), Duterte menyerang de Lima secara personal di hadapan para pejabat kepolisian Filipina serta utusan diplomatik saat peringatan 115 tahun Kepolisian Nasional Filipina.
Baca juga: Dikritik Soal Tembak Mati Penjahat, Duterte Ingatkan PBB Jangan Ikut Campur
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara jujur, saya tidak akan mengatakan sopirnya memberikan uang itu kepadanya. Tapi dengan melihat tampangnya, dia (de Lima) mendapatkannya," ucap Duterte.
"Inilah wujud seorang wanita tak bermoral, istri seorang sopir yang mengkhawatirkan," sebut Duterte, yang tidak menyebut langsung nama de Lima.
Baca juga: Sebut Dubes AS 'Gay', Presiden Duterte Menolak Minta Maaf
Secara terpisah, de Lima menyebut komentar Duterte itu melanggar hukum dan mengarah pada pembunuhan karakter. "Kita sama-sama profesional, presiden dan saya... Saya harap dia tidak melanjutkan cara-cara melanggar hukum. Bagi saya, itu melanggar hukum," ucapnya.
De Lima menambahkan, rapat dengar pendapat di Senat Filipina untuk membahas kebijakan Duterte soal perang terhadap kejahatan narkoba, segera digelar. De Lima telah memanggil Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Direktur Jenderal Ronald 'Bato' de la Rosa -- sekutu lama Duterte -- untuk ditanyai soal isu itu. Beberapa aktivis HAM, pengacara dan keluarga korban juga dimintai keterangan.
De Lima sendiri menyebut aksi dan pernyataan Duterte baru-baru ini sebagai 'penyalahgunaan kekuasaan' dan bersumpah akan terus melanjutkan penyelidikan untuk melindungi korban yang tidak berdosa, akibat kebijakan kontroversial itu.
Baca juga: Disebut Duterte Terlibat Narkoba, 58 Pejabat Filipina Menyerah ke Polisi
De Lima sebenarnya musuh lama Duterte, sejak dia menjabat Komisi HAM di bawah pemerintahan sebelumnya. De Lima berusaha mengkaitkan Duterte dengan Skuad Kematian Davao yang mendalangi banyak kematian penjahat. Duterte sendiri menjabat Wali Kota Davao selama dua dekade.
(nvc/ita)