Food Truck di Melbourne dan Regulasi Persaingannya dengan Restoran

Jelajah Australia 2016

Food Truck di Melbourne dan Regulasi Persaingannya dengan Restoran

Ikhwanul Khabibi - detikNews
Minggu, 07 Agu 2016 16:48 WIB
Foto: Food truck yang sedang menjadi tren di Melbourne (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Melbourne - Berbagai jenis restoran yang menyajikan hampir semua makanan dari seluruh dunia ada di Melbourne. Ada banyak sekali restoran yang berdiri di Melbourne, tentu saja dengan kisaran harga yang juga berbeda-beda disesuaikan dengan isi kantong pelanggan.

Namun, di tengah gegap gempita dunia kuliner Melbourne, ada sebuah fenomena baru yang muncul, yakni food truck alias penjual makanan yang membuka kedai dengan memodifikasi truk berjalan. Di beberapa titik di Kota Melbourne bisa ditemukan food truck, meskipun jumlahnya tidak masif.

Fenomena food truck merupakan hal yang bisa dikatakan cukup baru di Melbourne. Pasalnya, selama ini Melbourne selalu identik dengan tempat makan yang menawarkan suasana dan tempat yang nyaman, bukan seperti food truck yang bahkan tidak menyediakan tempat untuk makan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata food truck cukup diterima warga Melbourne. Harga murah dan makanan yang enak menjadi alasan warga kini mulai melirik food truck.

Kini, di Melbourne sudah ada lebih dari 100 food truck. Setiap harinya, para pedagang yang mengubah truck menjadi kios makanan itu tersebar di beberapa titik di Melbourne.

(Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


"Food truck sebenarnya belum lama ada di Melbourne, baru beberapa tahun belakangan. Namun perkembangannya cukup signifikan, dan saat ini saja setiap hari ada 105 food truck yang ada di Kota Melbourne," kata co-owner Thornburry Food Truck, Scott Assender saat ditemui detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Juni 2016 lalu.

Kehadiran food truck bukannya tanpa masalah, para pemilik restoran melayangkan protes ke pemerintah setempat. Para pemilik restoran merasa kehadiran food truck 'membahayakan' usaha bisnis mereka.

Gayung bersambut, pemerintah setempat mengakomodir protes para pemilik restoran. Berbagai peraturan ketat diberlakukan bagi para pengusaha food truck.

(Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


"Peraturan yang berlaku saat ini adalah, kami para pemilik food truck baru bisa berjualan dengan jarak paling sedikit 500 meter dari restoran. Anda bisa bayangkan di pusat Kota Melbourne ada restoran setiap 10-20 meter, sehingga menjadi hal yang mustahil bagi kami untuk bisa berjualan di pusat kota," jelas Scott yang kini telah mengkoordinir hampir semua pengusaha food truck di Melbourne.

Bukan hanya itu, pemerintah setempat juga mengenakan pajak bagi para pengusaha food truck. Besaran pajak di setiap wilayah berbeda-beda, namun ada pula wilayah yang memberlakukan pajak hingga 20% dari hasil penjualan.

Izin untuk pengoperasian food truck juga sangat ketat. Para pemilik food truck dilarang beroperasi lintas wilayah sehingga pergerakan mereka terbatas.

Food truck yang sedang menjadi tren di Melbourne (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


"Kami tidak bisa berjualan di sembarang tempat, harus sesuai dengan izin yang kami pegang di suburb mana kami bisa berjualan. Di beberapa tempat, perizinan sangat mahal dan itu menyulitkan kami," tutur Scott.

Memang tak mudah menemukan food truck di pusat Kota Melbourne. Hanya ada beberapa food truck yang berdagang di beberapa titik di dekat pusat kota.

Food truck yang sangat populer di Amerika Serikat itu baru akan mulai banyak terlihat di pinggiran Kota Melbourne. Atau ketika ada event-event tertentu, seperti konser musik dan pertandingan olahraga, food truck akan berdatangan.

Oleh karena itu, Scott yang pernah bekerja sebagai bartender di suatu restoran di London itu lalu berinisiatif untuk mengkoordinir para pemilik food truck. Dia dan rekannya lalu membeli sebuah lahan di wilayah Thornbury, kawasan di pinggiran Melbourne untuk dijadikan lahan 'mangkal' food truck. Setiap bulannya ada 75 food truck yang berjualan di lahan milik Scott.

Food truck yang sedang menjadi tren di Melbourne (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


"Setiap hari ada 5 food truck di sini. Kami membuat jadwal dengan sangat rinci, karena ada 75 food truck yang bergantian berjualan di sini setiap bulannya," ungkapnya.

Lahan yang dipakai Scott untuk membuat tempat 'mangkal' food truck kira-kira seluas lapangan bola. Di lahan itu, berdiri juga sebuah bar yang menyediakan berbagai macam minuman.

Sehingga, para pengunjung bisa membeli makanan yang disediakan food truck dan membeli minuman di bar. Hingga saat ini, omset penjualan disebut Scott sangat bagus, meskipun dia menolak menyebut angka.

"Dalam waktu 8 bulan sejak kami berdiri, sudah ada lebih dari 500 ribu pengunjung. Anda bisa bayangkan berapa yang didapat para pemilik food truck," imbuhnya.

Setiap harinya, para pemilik food truck 'hanya' perlu membayar AUD 50 (sekitar Rp 500 ribu) dan AUD 150 (sekitar Rp 1,5 juta) saat akhir pekan untuk bisa berjualan di lahan Scott. Karena ada berbagai macam food truck yang berjualan, maka makanan yang bisa ditemukan pun beragam, mulai dari western food, makanan ala Amerika latin, hingga makanan khas Timur Tengah. Makanan yang dijajakan di food truck adalah makanan sederhana dan cepat saji, namun rasanya bisa diadu dengan yang disajikan di restoran.

Baca terus fokus "Jelajah Australia 2016" dan ikuti Hidden Quiz-nya!
(Hbb/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads