China Kritik Menhan Baru Jepang yang Dianggap Dukung Kejahatan Perang

China Kritik Menhan Baru Jepang yang Dianggap Dukung Kejahatan Perang

Wisnu Prasetiyo - detikNews
Sabtu, 06 Agu 2016 02:37 WIB
Foto: Menhan Jepang Tomomi Inada (Foto: Thomas Peter/Reuters)
Jakarta - Kementerian Pertahanan China mengkritik Menteri Pertahanan baru Jepang Tomomi Inada yang dianggap mendukung kejahatan perang. Tomomi dianggap salah menafsirkan sejarah karena tidak mau mengomentari invasi Jepang di masa lalu.

Tomomi yang baru saja dilantik ini ternyata sering mengunjungi Kuil Yasukuni di Tokyo. Kuil Yasukuni merupakan kuil yang dibangun Jepang untuk mengenang tentara dan semua pihak yang dianggap berjasa terhadap kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II (PD II).

China mengingatkan, Negeri Sakura telah melakukan pembantaian massal pada tahun 1937 atau yang dikenal sebagai pembantaian Nanjing. Sebanyak 300 ribu orang tewas dibantai tentara Jepang. Namun, sejumlah politikus konservatif Negeri Matahari Terbit, seperti halnya Inada, tidak mau mengakui 'dosa' tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal pihak Kemenhan China menegaskan adanya bukti kuat dari Pembantaian Nanjing yang menunjukkan Jepang sudah melakukan kejahatan perang.

"Penolakan terbuka dari fakta hanyalah upaya untuk menutupi sejarah agresi Jepang dan menantang tatanan internasional dengan menghidupkan kembali militerisme," ujar Perwakilan Kemenhan China dalam pernyataan resminya seperti dilansir Reuters, Sabtu (6/8/2016).

(Baca juga: Tomomi Inada, Menhan Perempuan Jepang yang Tuai Kontroversi)

China memaksa pemerintah Jepang untuk merujuk pada sejarah yang obyektif berdasarkan bukti-bukti yang ada. Jika tidak, maka hubungan kedua negara bisa saja hancur di masa depan.

"Kita harus menunjukkan bahwa merujuk pada sejarah adalah dasar penting menyelesaikan urusan masa lalu. Jika sejarah itu disangkal, hubungan China-Jepang tidak punya masa depan," sambung pernyataan tersebut.

Tomomi Inada yang baru saja menjabat sebagai Menteri Pertahanan Jepang pada Rabu (3/8), dalam konferensi pers Kamis (4/8) waktu setempat, Inada mengelak untuk menjawab pertanyaan mengenai masa perang. Ia ditanya berulang kali mengenai apakah aksi Jepang di PD II sebagai tindakan membela diri atau sebuah agresi militer.

"Saya tidak dalam posisi mengungkapkan pendapat pribadi saya di sini," tutur Inada seperti dikutip The Japan Times.

Hubungan kedua negara masih dihantui oleh warisan dari Perang Dunia II. China bersama Korea Selatan (Korsel) menjadi korban invasi Jepang di masa tersebut. Salah satu yang menjadi pusat keributan ketiga negara itu adalah Kuil Yasukuni di Jepang. Kuil tersebut dipandang oleh China dan Korsel sebagai simbol militerisme Jepang. (wsn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads