Erdogan tengah menginap di hotel yang berada di resor pinggir laut Marmaris, Turki barat itu saat upaya kudeta terjadi pada 15 Juli lalu. Namun dia segera meninggalkan hotel dan bertolak ke Istanbul sesaat sebelum hotel diserang para tentara pemberontak, yang ingin menggulingkan kekuasaannya.
"Sebelas orang dari mereka ditangkap di Ula," ujar Deputi Perdana Menteri Numan Kurtulmus dalam konferensi pers usai sidang kabinet, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (1/8/2016). Ula merupakan sebuah kota di dekat Marmaris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Presiden Erdogan mengatakan, kaburnya dirinya dari hotel itu telah menyelamatkan dirinya dari pembunuhan atau penyanderaan.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri menyebut kesebelas tentara yang ditangkap itu sebagai anggota "skuad kematian". Operasi penangkapan pada Minggu, 31 Juli malam waktu setempat dilakukan setelah mendapat informasi dari warga desa setempat.
"Terjadi baku tembak selama operasi itu," ujar pejabat yang enggan disebut namanya. "Drone-drone (pesawat tak berawak) dan helikopter-helikopter digunakan untuk menunjukkan lokasi," imbuhnya.
Sejak upaya kudeta yang menewaskan lebih dari 200 orang, Erdogan telah melancarkan kampanye pembersihan masiv di berbagai institusi, khususnya militer, dengan lebih dari 3 ribu personel militer telah dipecat. (ita/ita)











































