Di Gove, Northern Territory, Australia, sebuah lembaga kesehatan Miwatj Health Aboriginal Corporation berjuang untuk menekan ketergantungan terhadap rokok dan alkohol yang selama ini menjadi masalah utama bagi kesehatan warga Aborigin. Selain itu, para tim Miwatj juga rutin melakukan konsultasi dan pemeriksaan.
detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International mendatangi klinik Miwatj yang berada di pusat Kota Gove pada Mei 2016 lalu. Klinik itu memiliki divisi khusus untuk menangani permasalahan ketergantungan terhadap rokok dan alkohol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga Yolngu sangat dekat dengan rokok dan alkohol. Dua hal itu sangat sulit diatasi. Kami memberikan sesi konsultasi, bahkan sampai mendatangi ke tempat mereka untuk berbicara hingga akhirnya mau mengurangi rokok dan alkohol," kata Coordinator Regional Tobacco Miwatj, Hayden Rickard.
Saat berada di Gove, banyak terlihat perempuan-perempuan dari Suku Yolngu dengan luka bekas operasi di tubuhnya. Bekas operasi terlihat di sepanjang badan hingga di sekitar bagian dada. Ternyata, bekas operasi itu karena banyak perempuan Yolngu yang menderita serangan jantung. Sehingga, angka operasi karena penyakit jantung cukup tinggi.
Coordinator Regional Tobacco Miwatj, Hayden Rickard (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom) |
"Penyakit-penyakit akibat rokok dan alkohol sangat tinggi di sini, salah satunya jantung," jelas Hayden.
Beberapa staf di tim itu adalah warga asli Aborigin. Sehingga diharapkan, mereka bisa lebih mendekatkan diri ke warga sehingga bisa lebih mudah memberikan pengertian agar warga Yolngu mengurangi konsumsi rokok dan alkohol.
Seorang staf yang merupakan warga Suku Yolngu, Donald Marawili mengungkapkan, kebiasaan merokok warga Yolngu berawal dari datangnya pelaut Makassar. Saat itu, para pelaut Makassar mengenalkan tembakau ke penduduk lokal.
Staf Suku Yolngu segenap tenaga berupaya menurunkan ketergantungan warganya pada rokok dan alkohol (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom) |
"Kebiasaan merokok sangat terpengaruh dari pelaut Macassan sejak dulu. Meskipun harga rokok mahal, warga tidak peduli dan tetap membeli karena nikotin sangat adiktif," ujar Donald.
"Sementara alkohol karena orang Yolngu merasa kesepian. Kami hanya memiliki sedikit teman dan sulit berbaur dengan yang lain. Saat kami berkumpul, pasti ada alkohol," imbuhnya.
Tim dari Miwatj pun sangat aktif mendatangi warga. Secara rutin, mereka berkeliling di Gove dan mendatangi warga. Tanpa bosan mereka selalu memberikan pengertian akan bahaya rokok dan alkohol. Perlahan, ketergangtungan warga terhadap rokok dan alkohol mulai menurun.
Baca terus fokus "Jelajah Australia 2016" dan ikuti Hidden Quiz-nya!
(nwk/nrl)












































Coordinator Regional Tobacco Miwatj, Hayden Rickard (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Staf Suku Yolngu segenap tenaga berupaya menurunkan ketergantungan warganya pada rokok dan alkohol (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)