Turki Sebut Ulama Fethullah Gulen Berusaha Kabur dari AS

Turki Sebut Ulama Fethullah Gulen Berusaha Kabur dari AS

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 28 Jul 2016 17:33 WIB
Fethullah Gulen (Reuters/Selahattin Sevi/Zaman Daily via Cihan News Agency)
Ankara - Otoritas Turki menyebut ulama ternama Fethullah Gulen berusaha kabur dari kediamannya di Amerika Serikat (AS). Gulen merupakan sosok yang dianggap paling bertanggung jawab atas percobaan kudeta di Turki, beberapa waktu lalu.

Disampaikan Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag, kepada televisi Turki, Haberturk TV, seperti dilansir Reuters, Kamis (28/7/2016), Gulen bisa saja kabur ke Australia, Meksiko, Kanada, Afrika Selatan atau Mesir. Pernyataan itu didasarkan pada informasi intelijen yang diterima otoritas Turki.

Gulen yang mantan sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan ini, mengasingkan diri ke AS sejak tahun 1999. Tidak diketahui pasti di mana tempat tinggal Gulen selama berada di AS. Namun beberapa waktu lalu, sejumlah media sempat mewawancarai Gulen dari kediamannya di Pennsylvania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Turki Tutup Puluhan Media Terkait Upaya Kudeta

Presiden Erdogan dan otoritas Turki meyakini Gulen sebagai dalang utama kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu. Gulen sendiri telah menyangkal tudingan itu dan balik menuding Erdogan yang mendalangi percobaan kudeta.

Menanggapi informasi Bozdag, otoritas Mesir menyatakan pihaknya sama sekali belum menerima permohonan suaka politik dari Gulen. Tanggapan disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Mesir, Sherif Ismail, seperti dikutip kantor berita MENA.

Jika memang nantinya ada permohonan dari Gulen, PM Ismail menambahkan, Mesir akan mempelajari terlebih dahulu permohonan tersebut.

Baca juga: 88 Staf Kementerian Luar Negeri Turki Dipecat Usai Upaya Kudeta

Otoritas Turki sendiri berulang kali meminta AS untuk mengekstradisi Gulen. Namun sejauh ini, AS belum memenuhi permintaan itu. Menteri Luar Negeri AS John Kerry meminta Turki untuk memberikan bukti-bukti, bukan tuduhan, terkait keterlibatan Gulen dalam percobaan kudeta pada 15 Juli lalu.

Meski sudah tidak tinggal di Turki, ulama berusia 75 tahun itu masih memiliki pengaruh besar dalam masyarakat Turki, dengan para pendukungnya yang banyak berada di lingkungan media, kepolisian dan kehakiman. Gulen memimpin gerakan Hizmet yang mengkampanyekan Islam moderat di berbagai negara. Namun pemerintahan Erdogan menganggap Hizmet sebagai kelompok teroris.

Beberapa minggu terakhir, otoritas Turki di bawah pimpinan Erdogan melakukan 'pembersihan' terhadap pendukung Gulen di berbagai sektor, mulai dari militer, kehakiman, politik, pendidikan, media dan sebagainya. Puluhan orang yang diyakini terkait Gulen ditindak tegas, mulai dari skorsing, penonaktifan, pemecatan hingga penahanan.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads