Donald Trump Tantang Rusia Untuk Meretas Email Hillary Clinton

Donald Trump Tantang Rusia Untuk Meretas Email Hillary Clinton

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 28 Jul 2016 09:41 WIB
Donald Trump (Reuters)
Florida - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, sengaja memperkeruh keadaan saat marak tudingan Rusia meretas dan mempengaruhi pilpres AS. Terang-terangan, Trump menantang Rusia untuk meretas email capres Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Dalam konferensi pers terbaru, miliarder asal New York itu melontarkan serangan terhadap rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary. Trump juga menjanjikan masa keemasan hubungan AS-Rusia di bawah kepemimpinannya sebagai Presiden AS kelak.

Menyerang Hillary, seperti dilansir AFP, Kamis (28/7/2016), Trump membahas kembali skandal email yang melanda Hillary saat dirinya menjabat Menteri Luar Negeri AS. Trump juga menyinggung lebih dari 30 ribu email Hillary yang dihapus karena dianggap personal dan tidak berkaitan dengan tugasnya. Hillary dianggap ceroboh karena menggunakan sistem email pribadi saat menjabat Menlu AS dan berpotensi mengungkap informasi rahasia negara. .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rusia, jika kalian mendengarkan, saya harap kalian mampu menemukan 30 ribu email yang hilang. Saya pikir kalian mungkin akan diberi penghargaan besar oleh media kita," ucap Trump dalam konferensi pers di Florida.

Baca juga: Obama Sebut Rusia Mungkin Saja Coba Pengaruhi Pilpres AS

Pernyataan Trump itu membuat kubu Partai Republik yang menaunginya mengernyitkan dahi. Bahkan calon wakil presiden yang mendampingi Trump buru-buru mengklarifikasi pernyataan Trump. Sedangkan Trump sendiri kemudian berupaya menarik kembali komentarnya yang sembrono.

Trump menegaskan, Rusia mungkin tidak mendalangi peretasan email Komisi Nasional Partai Republik (DNC) yang terjadi baru-baru ini. Kubu Demokrat dan pemerintah AS menduga Rusia di balik peretasan itu. "Saya tidak ada kaitannya dengan Rusia," tegas Trump kemudian.

Gubernur Indiana, Mike Pence, yang mendampingi Trump sebagai cawapres langsung berusaha mengklarifikasi pernyataan Trump dan berusaha mengembalikan fokus kampanye pada menyerang capres Partai Demokrat, Hillary.

"Jika memang Rusia yang mendalanginya (peretasan) dan mereka mencampuri pemilu kita, saya bisa memastikan kepada Anda bahwa kedua partai (Partai Republik dan Partai Demokrat) dan pemerintah AS akan memastikan adanya konsekuensi serius," tegas Pence.

Baca juga: Rusia Bantah Ikut Pengaruhi Pilpres AS untuk Dukung Trump

"Rakyat Amerika sekarang memiliki bukti nyata dan lebih lanjut bahwa korupsi marak di sekitar Hillary Clinton. Itu seharusnya mendiskualifikasinya (Hillary) dari jabatannya," imbuhnya.

Di sisi lain, tantangan Trump untuk peretas Rusia itu memicu kemarahan dari tim kampanye Hillary. Mereka menuding Trump sengaja mendorong spionase asing di wilayah AS.

"Ini pertama kalinya ketika seorang kandidat utama presiden secara aktif mendorong kekuatan asing untuk melakukan spionase terhadap rival politiknya. Hal ini beranjak dari persoalan penasaran belaka, dan persoalan politik, menjadi isu keamanan nasional," tegas penasihat senior Hillary, Jake Sullivan.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads