Jejak Pelaut Makassar di Kehidupan Warga Aborigin

Jelajah Australia 2016

Jejak Pelaut Makassar di Kehidupan Warga Aborigin

Ikhwanul Khabibi - detikNews
Rabu, 27 Jul 2016 13:24 WIB
Peninggalan orang Makassar pada Suku Yolngu masih tersimpan di Buku Larrngay Mulka, galeri seni Suku Yolngu di Gove, NT Australia (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Darwin - Pelaut dan saudagar dari Makassar menjalin hubungan yang cukup lama dengan warga Aborigin di wilayah utara Australia. Sekitar 1,5 abad, pelaut Makassar dan warga Aborigin menjalin hubungan dagang yang sangat erat.

Nyaris 150 tahun hidup berdampingan dan saling menguntungkan, membuat kehadiran pelaut Makassar begitu membekas di hati warga Aborigin dari Suku Yolngu. Beberapa pengaruh yang ditinggalkan pelaut Makassar dari Suku Makassar itu pun masih meninggalkan jejak hingga saat ini.

Macassan Beach yang disebut sebagai titik pertama kapal pinisi yang membawa pelaut dan saudagar Makassar bersandar (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehadiran pelaut Makassar pada sekitar tahun 1700-an membawa berbagai pengaruh dan perubahan hidup bagi para warga Aborigin. Pelaut Makassar menjadi orang pertama yang mengenalkan senjata tajam dan logam kepada warga Aborigin.

Pelaut Makassar meninggalkan parang dan perkakas logam lain seperti wajan pada warga Aborigin (Dokumentasi detikcom/Nograhany WK)


Selain itu, pelaut Makassar-lah yang mengenalkan sistem perdagangan dan cara mengolah hasil alam berupa teripang.

Teripang yang dicari pelaut Makassar dan didapatkan dengan cara barter pada warga Aborigin (Dokumentasi detikcom/Nograhany WK)


"Benar pelaut Indonesia yang mengenalkan logam dan senjata tajam ke Yolngu, karena sebelumnya mereka tidak mengenal logam, hanya batu saja. Mereka berdagang dengan suku asli yang lain, sampai penduduk dari pedalaman mulai mengunjungi pantai lebih sering," kata Coordinator Indonesian Studies, Faculty of Arts, Monash University, Dr Paul Thomas saat ditemui detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International di kampusnya di Melbourne pada Juni 2016.

Selain soal senjata dan mengenalkan logam, pelaut Makassar juga mengenalkan teknologi baru bagi warga Aborigin. Pelaut Makassar saat itu mengajarkan warga Aborigin untuk membuat perahu kano yang kemudian disebut dengan nama Lipa-lipa. Lipa-lipa inilah yang digunakan untuk mencari ikan dan teripang di perairan dangkal.

Dr Paul Thomas, Coordinator Indonesian Studies di Faculty of Arts, Monash University (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


"Sampan juga dikenalkan, dinamakan Lipa-lipa, mereka belajar dari orang Indonesia. Pengaruh Indonesia cukup kuat, karena sulit mempelajari teknologi baru bagi para penduduk lokal, perlu waktu panjang lebih dari beberapa kunjungan," jelas Paul.

Pelaut Makassar juga mengenalkan penggunaan bendera bagi para warga Aborigin. Dulu, para pelaut menggunakan bendera untuk membedakan daerah tempat tinggal suku Yolngu. Setiap klan ditandai dengan bendera yang berbeda.

Buku-Larrngay Mulka, sebuah galeri seni masyarakat Aborigin di Yirrkala, Nhulunbuy, Australia. Peninggalan pelaut Makassar pada Suku Yolngu juga masih disimpan di sini (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)


Penggunaan bendera itu pun akhirnya masuk ke adat istiadat orang Yolngu. Dalam setiap upacara, warga Yolngu menggunakan bendera. Selain itu bendera juga digunakan sebagai penanda wilayah kekuasaan.

Dari sisi bahasa, pelaut Makassar cukup mempengaruhi pola bahasa warga Yolngu. Hingga hari ini, terdata lebih dari 300 kata dalam bahasa Melayu yang masih dipakai suku Yolngu. Temuan sementara, bahasa menjadi hal yang paling mempengaruhi Suku Yolngu karena bahasa tersebut digunakan sebagai bahasa pengantar dalam perdagangan.

"Pelaut Indonesia memberikan pengaruh secara agama juga, ada pernikahan campur. Semuanya mereka (lelaki suku Yolngu) disunat, terpengaruh budaya Islam. Ada garis di Benua Australia, di garis utara, semua (warga Aborigin) disunat dan di selatan tidak disunat," ungkap Paul.

Namun, pelaut Makassar juga membawa pengaruh negatif bagi warga Aborigin. Dahulu, selain mengenalkan logam dan beras, pelaut Makassar juga mengenalkan tembakau. Tembakau ini yang kemudian sangat digemari Suku Yolngu.

Hingga hari ini, Suku Yolngu baik pria maupun wanita sangat ketergantungan dengan rokok. Imbasnya, angka penyakit yang diakibatkan rokok begitu tinggi.

Baca terus fokus "Jelajah Australia 2016" dan ikuti Hidden Quiz-nya!

(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads