Saat ditemui detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Mei 2016 lalu, Edy berbagi kisah hidupnya. Dia ingat betul perjuangan berat yang harus dilalui semasa muda.
Edy lahir dan besar di Blitar, Jawa Timur. Sejak lahir pada 13 Mei 1978, hingga lulus STM, Edy tinggal di Blitar. Selepas STM, Edy muda bercita-cita ingin menjadi seorang polisi. Dia pun mendaftar ke Akademi Kepolisian (Akpol), namun tidak diterima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edy Triyanto, pria Blitar yang jadi kepala koki di Restoran Darwin (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom) |
"Saya gagal menjadi polisi, akhirnya saya pergi ke Bali untuk bekerja. Saya bekerja sebagai penjahit, padahal STM saya jurusan mesin," kata Edy mengenang masa mudanya.
Di Bali, Edy bekerja sebagai penjahit dan pekerjaan itu dijalaninya selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya dia mengenal seseorang dari Australia.
"Akhirnya setelah itu saya memutuskan untuk pergi ke Darwin untuk kuliah. Saat itu saya ambil jurusan hospitality dan semua biaya saya tanggung sendiri," jelasnya.
Edy Triyanto, pria Blitar yang jadi kepala koki di Restoran Darwin (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom) |
Sesampainya di Darwin, perjuangan Edy semakin berat. Biaya kuliah dan biaya hidup yang tinggi di Darwin membuatnya harus membanting tulang agar bisa bertahan hidup dan terus menuntut ilmu.
"Di sini saya cari tempat tinggal paling murah, lalu juga kerja sampingan jadi cleaning service. Agar bisa tetap kuliah saya sehari bisa kerja di 3 tempat. Jadi saya kerja sampai subuh," ungkapnya.
Perjuangan hidup yang berat dijalani Edy selama beberapa tahun. Sebagai petugas cleaning service, dia harus menuntaskan pekerjaannya saat subuh tiba, di pagi harinya Edy tetap harus berkuliah. Hampir tak ada waktu istirahat bagi Edy.
Hingga pada suatu ketika, Edy melamar kerja di Restoran Tim's Surf and Turf sebagai seorang pencuci piring. Beberapa waktu berjalan, Edy tetap masih menjadi cleaning service, sehingga saat pekerjaan di restoran selesai, dia berpindah ke kantor lain untuk menjadi cleaning service.
Di restoran tersebut ternyata Edy menemukan jalan hidup. Dia mulai belajar memasak di restoran itu di samping dia juga belajar memasak di kampus. Beberapa tahun menjadi tukang cuci piring, Edy akhirnya 'naik pangkat' dan diperbolehkan memulai memasak.
"Awalnya saya hanya bertugas membuat salad dan memotong sayur. Selain itu juga menyiapkan (bahan) untuk chef," urainya.
Seiring berjalannya waktu, Edy mulai masuk ke fase berikutnya, yakni jadi juru masak. Semua menu masakan sudah dia kuasai dan saat itu dia juga sudah lulus kuliah.
Hingga pada tahun 2008, nasibnya benar-benar berubah. Sang pemilik restoran menunjuknya untuk menjadi head chef. Edy pun tak bisa menolak dan sejak saat itu namanya terpampang di papan nama restoran.
Sudah terbiasa menjalankan pekerjaan berat dan bekerja keras membentuk karakter Edy. Meski dia sebagai head chef, Edy tak keberatan untuk membersihkan dapur dan mencuci piring saat pekerjaannya sudah selesai. Bahkan, dia rela masuk di saat libur dan tanpa dibayar.
"Saya tidak pernah perhitungan, apa yang bisa saya kerjakan ya saya lakukan," ujarnya.
Sang pemilik restoran, Tim Hayward, sangat menyukai Edy. Tim sangat percaya pada Edy yang sudah lama bekerja dengannya.
"Edy adalah pekerja keras namun tetap rendah hati. Dia tidak ragu membersihkan dapur dan mencuci piring. Dia juga tidak masalah masuk saat libur kalau kami membutuhkan. Benar-benar tidak perhitungan," kata Tim.
"Sekarang Edy adalah bos saya, bukan saya lagi yang memegang restoran ini," canda Tim.
Sebagai head chef, Edy mengurus dapur mulai dari pembelian bahan makanan. Setiap pagi, dia datang untuk mengecek semua bahan makanan yang datang. Sore harinya Edy akan mulai bekerja pukul 17.00 hingga pukul 22.00.
Kini, Edy tinggal di sebuah apartemen bersama istrinya bernama Meirika. Istri Edy berasal dari Surabaya dan bekerja sebagai barista di sebuah coffee shop di Darwin.
Dapur tempat Edy/ Habibi detikcom |












































Edy Triyanto, pria Blitar yang jadi kepala koki di Restoran Darwin (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Edy Triyanto, pria Blitar yang jadi kepala koki di Restoran Darwin (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Dapur tempat Edy/ Habibi detikcom