Pengrajin Indonesia Jadi Pilihan Pengusaha Australia untuk Olah Kulit Buaya

Jelajah Australia 2016

Pengrajin Indonesia Jadi Pilihan Pengusaha Australia untuk Olah Kulit Buaya

Ikhwanul Khabibi - detikNews
Sabtu, 23 Jul 2016 16:27 WIB
Foto: Tas Hasil Pengrajin Indonesia (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Darwin - Kulit buaya dari Australia dikenal dengan kualitasnya yang sangat bagus. Perusahaan-perusahaan fashion ternama dunia seperti Louis Vuitton, Hermes, Prada, Gucci memburu kulit buaya dari Australia.

Para produsen kulit buaya di Australia menjual bahan mentah kepada para perusahaan fashion kelas dunia itu. Tentu saja, keuntungan mereka hanya didapat dari penjualan bahan mentah berupa kulit.

Namun, beberapa produsen lalu berpikiran tak hanya menjual barang mentah, tapi juga menjual barang jadi. Akhirnya, beberapa produsen kulit buaya di Australia menjalin kerjasama dengan para pengrajin untuk menghasilkan barang jadi. Dan pilihan mereka jatuh pada pengrajin dari Indonesia, yang sebagian besar berada di Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Indonesia, terutama pengrajin di Indonesia. Kami mengirim kulit buaya ke Indonesia, untuk disamak dan kemudian dijadikan barang jadi seperti tas, sepatu dan barang-barang indah lainnya," kata pengelola Crocodylus Park, Giovanna Webb, saat ditemui detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Mei 2016 lalu. Crocodylus Park merupakan taman wisata edukasi dan riset tentang buaya yang berada di pinggir Kota Darwin, tepatnya di 815 McMillans Road, Berrimah, Darwin.
Hasil dari Pengrajin Indonesia (Foto: Ikhwanul Khabibi)

Giovanna mengatakan, dia sudah bekerjasama selama 20 tahun lebih dengan para pengrajin dari Indonesia. Dia menyebut, hasil kerja pengrajin kulit buaya dari Indonesia selalu mengagumkan.

"Pengrajin Indonesia selalu memuaskan saya karena kualitas produknya yang sangat bagus. Karena biaya produksi di Indonesia juga lebih murah, namun kualitasnya tetap terjaga," jelasnya.

Produsen kulit buaya dari Australia mengirim bahan mentah ke Indonesia. Setelah itu, para pengrajin yang rata-rata industri rumahan mengubah barang mentah itu menjadi berbagai produk fashion nan indah seperti tas, dompet, sepatu dan lainnya.

Namun, para pengrajin Indonesia tidak memberikan merek ke produk jadinya. Karena kerjasama hanya sebatas mengolah bahan mentah menjadi produk fashion yang siap jual.
Kandang Buaya di Crocodylus Park (Foto: Ikhwanul Khabibi)

"Setelah dijadikan barang jadi di Indonesia, kemudian kami membawa kembali ke Australia untuk dijual. Tentu saja dengan harga yang jauh lebih murah dibanding produk dari brand terkenal," tutur Giovanna.

Sesampainya di Australia, produk jadi dari kulit buaya kemudian diberi merek. Setelah itu akan langsung masuk ke pasaran dan angka penjualannya selama ini cukup tinggi. Beberapa contoh hasil produksi para pengrajin di Indonesia dijual di toko souvenir Crododylus Park.

Baca terus fokus "Jelajah Australia 2016" dan ikuti Hidden Quiz-nya!

(Hbb/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads