Komisioner Uni Eropa Johannes Hahn mengatakan, dirinya mendapat kesan bahwa pemerintah Turki telah menyiapkan daftar orang-orang yang akan ditangkap, termasuk para hakim, bahkan sebelum kudeta terjadi.
"Kelihatannya sesuatu telah dipersiapkan. Daftar itu sudah ada, yang mengindikasikan daftar itu telah disiapkan dan akan digunakan pada tahap tertentu," tutur Hahn seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (18/7/2016). "Saya sangat prihatin. Ini persis apa yang kami takutkan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki menghapuskan hukuman mati pada tahun 2004 dalam reformasi yang dimaksudkan untuk mendapatkan keanggotaan Uni Eropa.
Penerapan kembali hukuman mati, tentunya akan menimbulkan masalah lebih lanjut antara Uni Eropa dan Turki. Apalagi saat ini, pembicaraan dengan Uni Eropa mengenai keanggotaan Turki tengah mengalami kemandekan.
Erdogan menuding bekas sekutunya yang kini tinggal di Amerika Serikat, ulama terkenal Fethullah Gulen, sebagai dalang di balik kudeta tersebut. Gulen dituding menyusun 'struktur paralel' dalam tubuh pengadilan, kepolisian, militer dan media demi melancarkan kudeta tersebut pada Jumat (15/7) malam.
Dalam pernyataannya, Erdogan menyebut 'kelompok teror' yang dipimpin Gulen telah merusak tubuh militer Turki. Sebagian besar personel militer Turki dari berbagai pangkat yang terindikasi mendukung kudeta itu telah ditangkap. Gulen sendiri telah menyangkal tuduhan itu dan balik menuding Erdogan mendalangi upaya kudeta untuk memperluas kekuasaannya.
(ita/ita)











































