Para demonstran rencananya akan berkumpul di Park Lane pada sekitar pukul 11.00 waktu setempat, sebelum berjalan menuju gedung Parlemen. Ini merupakan aksi serupa kedua kalinya pekan ini terkait hasil mengejutkan referendum Brexit.
"Kita bisa mencegah Brexit dengan menolak menerima referendum itu sebagai putusan terakhir," kata penggerak demo, Keiran MacDermott di laman Facebook soal demo ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam referendum bersejarah yang digelar 23 Juni lalu, kubu 'Leave' yang ingin keluar dari Uni Eropa, memenangi referendum dengan dukungan 51,9 persen pemilih. Sedangkan kubu 'Remain', yang ingin tetap bergabung, tercatat sebanyak 48,1 persen pemilih. Jumlah total pemilih pada referendum itu hanya sekitar 33 juta orang dari total 46 juta pemilih terdaftar, atau sekitar 72,2 persen saja.
Hasil referendum itu memicu berbagai reaksi dan memecah-belah Inggris dalam banyak hal, mulai dari kalangan muda-tua, wilayah utara-selatan, wilayah perkotaan-pedesaan, hingga warga berpendidikan-kurang berpendidikan.
Kemenangan tipis kubu 'Leave' itu telah memicu kemarahan warga yang ingin Inggris tetap di dalam Uni Eropa. Bahkan sekitar 4 juta orang telah menandatangani petisi mengenai seruan untuk menggelar referendum kedua.
Petisi itu diajukan pada situs resmi pemerintah dan parlemen Inggris. Jumlah itu telah jauh melampaui jumlah tanda tangan yang diperlukan agar sebuah petisi dibahas oleh parlemen, yakni sekitar 100 ribu tanda tangan.
Peta menunjukkan warga yang menandatangani petisi itu datang dari kota-kota besar Inggris, dengan jumlah paling banyak dari London. Bahkan ada petisi terpisah yang menyerukan Wali Kota Sadiq Khan untuk menyatakan London merdeka dari Inggris dan bergabung dengan Uni Eropa.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini