Melumpuhkan Abu Sayyaf Jadi Prioritas Utama Presiden Duterte

Melumpuhkan Abu Sayyaf Jadi Prioritas Utama Presiden Duterte

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 30 Jun 2016 17:02 WIB
Melumpuhkan Abu Sayyaf Jadi Prioritas Utama Presiden Duterte
Rodrigo Duterte (REUTERS/Erik De Castro)
Manila - Melumpuhkan kelompok radikal Abu Sayyaf menjadi prioritas militer utama Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang baru dilantik. Kelompok ini bertanggung jawab atas penculikan puluhan warga negara asing di wilayah Filipina bagian selatan, demi uang tebusan.

Disampaikan Menteri Pertahanan yang baru, Delfin Lorenzana, seperti dilansir AFP, Kamis (30/6/2016), penculikan oleh kelompok ekstremis itu telah berdampak pada perekonomian seluruh negara. Sedikitnya dua sandera asing dipenggal dan tujuh WNI masih disandera Abu Sayyaf hingga kini.

"Prioritas kita adalah Abu Sayyaf, karena itu yang menjadi perintah presiden baru kita: tangani Abu Sayyaf segera agar kita bisa melumpuhkan mereka," ucap Lorenzana kepada wartawan setempat, mengutip instruksi Duterte yang baru dilantik Kamis (30/6) ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Rodrigo Duterte 'The Punisher' Resmi Dilantik Jadi Presiden ke-16 Filipina

Lorenzana menyebut, Abu Sayyaf telah menantang upaya pemerintah selama dua dekade terakhir, untuk menghancurkan mereka. Bahkan serangan seperti yang baru-baru ini menimpa tujuh Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia, memaksa larangan kapal-kapal menyalurkan batubara ke Filipina.

Hal itu tentu berdampak pada perekonomian Filipina. Lorenzana menyatakan, usai berkonsultasi dengan jajaran komandan militer Filipina, dirinya akan menyusun rencana 'dalam beberapa hari' untuk mengalahkan Abu Sayyaf.

Lorenzana menegaskan, militer Filipina akan terus melanjutkan operasi untuk menyelamatkan para sandera dan menangkap anggota Abu Sayyaf. Dia menambahkan, prioritas kedua mereka ialah membantu polisi dalam operasi nasional melawan tindak kriminal.

Baca juga: Besok Menlu Terbang ke Filipina Upayakan Pembebasan 7 WNI yang Disandera

Duterte yang resmi menjabat mulai Kamis (30/6) ini, memenangkan pilpres 9 Mei lalu dengan menjanjikan kampanye keras terhadap para pelaku kriminal, dengan didukung militer.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads