Seperti dilansir AFP, Kamis (30/6/2016), Duterte mengucapkan sumpah jabatannya di hadapan sekelompok kecil tamu undangan yang hadir di Istana Kepresidenan Malacanang, pada Kamis (30/6) siang. Prosesi pelantikan yang sederhana ini berbeda dari presiden-presiden sebelumnya yang digelar secara besar-besaran dengan mengundang masyarakat luas.
Duterte didampingi oleh anggota keluarganya, yakni (kiri ke kanan) Sebastian, Wali Kota Sara, dan Wakil Wali Kota Davao Paolo (Presidential Palace/Handout via Reuters) |
Dengan tangan kanan terangkat ke atas dan tangan kiri berada di atas Alkitab, Duterte mengucapkan sumpah jabatannya sebagai Presiden ke-16 Filipina, menggantikan Benigno Aquino. Duterte dan Aquino sempat terlihat saling berjabat tangan dan mengobrol saat serah terima jabatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pelantikan Rodrigo Duterte Jadi Presiden Filipina ke-16 Tanpa Perayaan Mewah
Program antikriminal Duterte termasuk rencana memberlakukan kembali hukuman mati, memberikan izin kepolisian dan tentara untuk memburu dan menembak mati pelaku kejahatan, serta menawarkan imbalan untuk setiap mayat pengedar narkoba. Duterte bahkan mendorong rakyat Filipina untuk membunuh para pelaku kriminal.
Duterte memenangi pemilihan presiden Filipina, yang digelar bulan lalu. Gayanya yang tegas dan ceplas-ceplos membuat Duterte menarik perhatian banyak pemilih. Sebelum menjadi presiden Filipina, Duterte menjabat sebagai Wali Kota Davao selama 22 tahun terakhir.
Duterte saat mengobrol dengan Benigno Aquino (kanan) (REUTERS/Erik De Castro) |
Terlepas dari retorika berapi-api dan janjinya menewaskan para pelaku kriminal, Duterte yang dijuluki sebagai The Punisher (penghukum) itu, menjanjikan reformasi bagi rakyat miskin Filipina. Dia berjanji memperbaiki infrastruktur, menciptakan lapangan kerja dan mengangkat lebih dari seperempat dari total 100 juta warga Filipina dari kemiskinan. Duterte mengaku ingin memperluas kesejahteraan secara merata.
Salah satu cara mencapai reformasi ialah, dengan mengubah sistem pemerintahan yang terpusat di Manila, menjadi sistem federal, dengan wilayah-wilayah baru memiliki otonomi ekonomi yang besar dan bisa merasakan hasil produksinya sendiri. Namun cara itu berarti Duterte harus merevisi konstitusi Filipina.
Tidak hanya itu, Duterte juga pernah menyatakan, dirinya akan mengakhiri pemberontakan komunis dan warga minoritas muslim selama beberapa dekade terakhir, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa. Perundingan damai dengan kelompok komunis dijadwalkan dimulai bulan ini. Dia juga berharap sistem federal akan mengikis keberadaan pemberontak muslim yang selalu ingin otonomi untuk wilayahnya.
(nvc/ita)












































Duterte didampingi oleh anggota keluarganya, yakni (kiri ke kanan) Sebastian, Wali Kota Sara, dan Wakil Wali Kota Davao Paolo (Presidential Palace/Handout via Reuters)
Duterte saat mengobrol dengan Benigno Aquino (kanan) (REUTERS/Erik De Castro)