Serangan Udara Koalisi AS di Irak Tewaskan 250 Militan ISIS

Serangan Udara Koalisi AS di Irak Tewaskan 250 Militan ISIS

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 30 Jun 2016 11:26 WIB
Serangan Udara Koalisi AS di Irak Tewaskan 250 Militan ISIS
Foto: pool
Baghdad, - Pesawat-pesawat tempur koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan mematikan terhadap kelompok radikal ISIS di sekitar kota Falluja, Irak. Ratusan tersangka anggota ISIS dilaporkan tewas akibat gempuran udara tersebut.

Para pejabat AS mengatakan seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis (30/6/2016), setidaknya 250 tersangka militan ISIS tewas dalam serangan udara pada Rabu, 29 Juni waktu setempat. Serangan udara tersebut juga menghancurkan setidaknya 40 kendaraan milik ISIS.

Jika angka yang disampaikan para pejabat AS tersebut terkonfirmasi, maka serangan udara tersebut akan menjadi serangan paling mematikan terhadap kelompok ISIS. Menurut para pejabat AS itu, angka korban jiwa tersebut berdasarkan perkiraan awal dan masih bisa berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan-serangan udara itu dilancarkan di wilayah sebelah selatan Falluja. Ini merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan udara yang telah dilancarkan koalisi AS di kota tersebut belakangan ini. Akibat gempuran tersebut, ditambah dengan operasi penyerangan pasukan pemerintah Irak dan kelompok-kelompok milisi pro-pemerintah, ISIS telah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Falluja.

ISIS juga telah kehilangan kendali atas banyak wilayah-wilayah lainnya di Irak dan Suriah. Namun meski begitu, hal tersebut tidak lantas menghilangkan niat dan kemampuan ISIS untuk terus melancarkan serangan.

"Saya pikir, kita telah membuat sejumlah kemajuan besar, beserta mitra-mitra koalisi kita, di Suriah dan Irak, tempat sebagian besar anggota ISIS bermukim sekarang," kata John Brennan, Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat, CIA.

"Namun kemampuan ISIS untuk terus menyebarkan narasinya, serta menghasut dan melakukan serangan-serangan -- saya pikir kita masih butuh waktu sebelum kita bisa mengatakan bahwa kita telah membuat kemajuan signifikan terhadap mereka," imbuhnya. (ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads