Berbaikan Setelah 6 Tahun Retak, Turki dan Israel Tunjuk Dubes Pekan Ini

Berbaikan Setelah 6 Tahun Retak, Turki dan Israel Tunjuk Dubes Pekan Ini

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 29 Jun 2016 15:36 WIB
kapal Freedom Flotilla yang diserang Israel (Foto: BBC World)
Ankara, - Pemerintah Turki dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan yang retak selama enam tahun ini. Kedua negara akan segera memulai prosedur pertukaran duta besar (dubes) pekan ini.

"Pekan ini kami akan memulai proses penunjukan duta besar antara Turki dan Israel," ujar juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin kepada para wartawan di Ankara seperti dilansir Press TV, Rabu (29/6/2016).

Diimbuhkan Kalin, langkah-langkah baru juga akan diambil untuk melanjutkan hubungan dengan Israel di bidang ekonomi, perdagangan dan energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini disampaikan Kalin menyusul kesepakatan rekonsiliasi yang dicapai pemerintah Turki dan Israel pada Senin, 27 Juni. Hubungan kedua negara yang dulunya erat itu, retak setelah pasukan komando Israel menyerang kapal kemanusiaan Freedom Flotilla yang bertujuan ke Gaza pada 31 Mei 2010. Sepuluh warga Turki tewas dan sekitar 50 orang lainnya luka-luka dalam insiden di perairan internasional di Laut Mediterania tersebut. Saat kejadian, kapal kemanusiaan tersebut tengah mencoba menembus blokade laut Israel di Jalur Gaza.

Selain dengan Israel, hubungan Turki juga memburuk dengan Rusia setelah insiden penembakan jatuh jet tempur Rusia, Su-24M oleh militer Turki pada November 2015 lalu. Turki mengklaim, jet tempur tersebut telah berulang kali melanggar wilayah udara Turki. Namun pemerintah Rusia membantahnya dan menyatakan pesawatnya ditembak jatuh saat berada di wilayah udara Suriah, tempat Rusia melancarkan serangan udara terhadap para militan ISIS sejak September 2015.

Namun pada Senin, 27 Juli lalu, Moskow menyatakan bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan Erdogan telah meminta maaf atas insiden penembakan pesawat tersebut. Permintaan maaf disampaikan lewat surat yang ditujukan ke Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun hal ini dibantah Kalin. Menurut Kalin, dalam suratnya, Presiden Erdogan hanya menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden itu. Kalin juga menekankan, tak ada rencana pemerintah Turki untuk memberikan ganti rugi atas insiden itu.

(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads