"Pekan ini kami akan memulai proses penunjukan duta besar antara Turki dan Israel," ujar juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin kepada para wartawan di Ankara seperti dilansir Press TV, Rabu (29/6/2016).
Diimbuhkan Kalin, langkah-langkah baru juga akan diambil untuk melanjutkan hubungan dengan Israel di bidang ekonomi, perdagangan dan energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dengan Israel, hubungan Turki juga memburuk dengan Rusia setelah insiden penembakan jatuh jet tempur Rusia, Su-24M oleh militer Turki pada November 2015 lalu. Turki mengklaim, jet tempur tersebut telah berulang kali melanggar wilayah udara Turki. Namun pemerintah Rusia membantahnya dan menyatakan pesawatnya ditembak jatuh saat berada di wilayah udara Suriah, tempat Rusia melancarkan serangan udara terhadap para militan ISIS sejak September 2015.
Namun pada Senin, 27 Juli lalu, Moskow menyatakan bahwa Presiden Turki Tayyip Erdogan Erdogan telah meminta maaf atas insiden penembakan pesawat tersebut. Permintaan maaf disampaikan lewat surat yang ditujukan ke Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun hal ini dibantah Kalin. Menurut Kalin, dalam suratnya, Presiden Erdogan hanya menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden itu. Kalin juga menekankan, tak ada rencana pemerintah Turki untuk memberikan ganti rugi atas insiden itu.
(ita/ita)