Potensi Efek Domino Brexit di Eropa: Nexit, Frexit, atau Italeave?

Potensi Efek Domino Brexit di Eropa: Nexit, Frexit, atau Italeave?

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 25 Jun 2016 11:48 WIB
Ilustrasi (Reuters)
London - Keluarnya Inggris dari Uni Eropa berpotensi besar menginspirasi kelompok euroskeptis lainnya di Benua Eropa. Setelah Brexit, mungkin saja akan muncul seruan Nexit, Frexit, atau Italeave dari negara Eropa lainnya.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (25/6/2016), seruan untuk keluar dari Uni Eropa mulai muncul di beberapa negara Eropa lainnya usai hasil referendum Brexit menyatakan Inggris keluar dari blok 28 negara tersebut. Hasil referendum menyatakan 51,9 persen pemilih Inggris ingin keluar dari Uni Eropa, sedangkan hanya 48,1 persen pemilih yang ingin tetap bergabung.

Berbagai kelompok sayap kanan dan anti-imigran di Belanda, Denmark, Swedia dan Prancis telah menyerukan referendum yang sama. Sedangkan partai politik Five Star Movement di Italia menyatakan hendak mengajukan proposal sendiri untuk referendum soal mata uang Euro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berbagai negara anggota Uni Eropa lainnya yang menyerukan referendum seperti Brexit untuk wilayah mereka:

Belanda

Pemimpin partai PVV yang anti-imigran, Geert Wilders, telah menyerukan referendum keanggotaan Uni Eropa untuk Belanda sebagai tema utama kampanyenya untuk menjadi Perdana Menteri dalam pemilu parlemen tahun depan.

"Saya menyelamati rakyat Inggris untuk mengalahkan elite politik baik di London dan Brussels, dan saya pikir kami bisa melakukan hal yang sama. Kami harus menggelar referendum soal 'Nexit' (Netherland exit) sesegera mungkin," cetus Wilders.

"Tidak ada masa depan lagi (bagi Uni Eropa)," imbuhnya.

Prancis

Partai Front Nasionalis Prancis (FN), yang beraliran sayap kanan jauh, juga menyerukan digelarnya referendum keanggotaan Uni Eropa untuk negaranya. FN merayakan hasil referendum Brexit dan mengharapkan hasil itu bisa memajukan agenda euroskeptis.

Ketua FN, Marine Le Pen, merayakan hasil referendum Brexit dengan memasang gambar bendera Inggris di akun Twitternya. "Kemenangan untuk kebebasan! Kita sekarang perlu menggelar referendum yang sama di Prancis dan di negara Uni Eropa lainnya," serunya.

"Giliran kita sekarang. #Brexit #Frexit," timpal Wakil Ketua FN, Florian Philippot, merujuk pada istilah 'France exit'.

Bulan lalu, Lu Pen menyatakan jika dirinya memenangi pemilihan presiden Prancis tahun depan, dia akan segera memulai perundingan soal isu kedaulatan Uni Eropa, termasuk soal single currency. Jika upaya itu gagal, Lu Pen menyatakan, dirinya akan meminta pemilih mendukung keluarnya Prancis dari Uni Eropa.

Denmark

Partai anti-imigran ternama di Denmark, Partai Rakyat Denmark (DF) telah menyerukan digelarnya referendum untuk menentukan keanggotaan Denmark di Uni Eropa. DF sendiri merupakan sekutu pemerintah Denmark saat ini yang condong ke kanan.

"Saya yakin rakyat Denmark seharusnya mengikuti referendum soal apakah kita ingin mengikuti Inggris atau tetap seperti yang kita miliki sekarang," ucap Ketua DF, Kristian Thulesen Dahl.

DF tidak tergabung dalam pemerintahan, namun menjadi salah satu dari tiga partai yang mendukung pemerintahan satu partai. Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen menolak seruan DF itu. Namun dia mengaku keluarnya Inggris bisa memicu kemungkinan komposisi Uni Eropa yang lebih ramping.

Swedia

Di Swedia, partai anti-imigran Demokrat Swedia menyerukan langkah-langkah perubahan usai hasil referendum Brexit diumumkan. Partai ini meraup dukungan 17 persen pemilih menurut polling setempat, bulan lalu.

"Kami ingin Swedia segera memulai renegosiasi kesepakatan-kesepakatan (Uni Eropa) yang telah kita buat dan agar rakyat Swedia membuka suara soal pembahasan keanggotaan Uni Eropa di masa mendatang, dalam sebuah referendum," tegas Ketua Demokrat Swedia, Jimme Akesson.

Austria

Partai Kebebasan Austria (FPO) yang beraliran sayap kanan, menyerukan agar Ketua Komisi Eropa dan Ketua Parlemen Eropa mengundurkan diri usai hasil referendum Brexit diumumkan. FPO juga menyerukan digelar referendum seperti Brexit untuk Austria, kecuali Uni Eropa direformasi.

Italia

Partai paling populer kedua di Italia, Five Star Movement, menyebut hasil referendum Brexit sebagai pelajaran untuk demokrasi. Mereka juga menjanjikan untuk mengajukan proposal susunan mereka sendiri bagi digelarnya referendum Italia soal Euro.

Partai yang dianggap sebagai penantang tangguh pemerintah Italia dalam pemilu mendatang, menginginkan agar Italia menggelar referendum bersifat konsultatif dan tidak mengikat, soal apakah negara itu akan tetap berada di zona Euro atau tidak.

"Apakah Anda suka atau tidak, rakyat Inggris telah memilih," ucap anggota Dewan Pemimpin Five Star Movement, Alessandro Di Battista, yang juga menjabat Wakil Ketua Parlemen Italia.

Sementara itu, partai sayap kanan Italia, Northern League, yang anggota kelompok oposisi menyatakan seruan lebih terang-terangan. "Terima kasih Inggris Raya, selanjutnya adalah giliran kami," tegas Ketua Partai Northern League, Matteo Salvini, merujuk pada referendum semacam Brexit.



(nvc/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads