Seperti dilansir New York Times, Jumat (24/6/2016), Komisi Pemilihan Inggris menyebut setiap anggota Kerajaan Inggris, secara teori bisa mendaftarkan diri untuk ikut pemilihan umum maupun referendum. Namun pihak Istana Buckingham menegaskan, Ratu Elizabeth II dan keluarga tidak menggunakan hak suaranya dalam referendum ini.
"Sudah sangat jelas disebutkan dalam konvensi, bahwa Ratu berada di atas politik," ucap juru bicara Istana Buckingham dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Clarence House, yang merupakan kediaman Pangeran Charles dan Camilla, Duchess of Cornwall, juga tidak memilih.
Hasil penghitungan akhir sejumlah media Inggris, seperti SkyNews dan BBC, kompak menunjukkan keunggulan kubu yang ingin keluar dari Uni Eropa atas kubu yang ingin tetap bergabung dengan Uni Eropa. Disebutkan kedua media Inggris itu bahwa 51,9 persen atau 17.410.742 pemilih Inggris ingin keluar dari Uni Eropa dan 48,1 persen atau 16.141.241 pemilih ingin tetap bergabung Uni Eropa.
Jumlah itu didasarkan pada hasil seluruh 382 area pemilihan yang sudah dihitung, sejak pemungutan suara digelar Kamis (23/6). Sebanyak 382 area itu termasuk Inggris, Wales, Skotlandia, Irlandia Utara dan Gibraltar.
Di sisi lain, ketelibatan keluarga kerajaan Inggris dalam politik sudah menjadi topik perdebatan. Tahun 1986 silam, media The Times of London melaporkan ketidaksepakatan Ratu dengan kebijakan Perdana Menteri Margaret Thatcher. Isu itu sempat menjadi pembahasan New York Times di halaman utama.
Pangeran Charles juga sempat menjadi sorotan saat berupaya mempengaruhi politik. Baru-baru ini, saat referendum Skotlandia, Perdana Menteri David Cameron harus meminta maaf setelah menyebut Ratu merasa lega ketika dirinya meneleponnya untuk mengabarkan bahwa mayoritas pemilih menolak kemerdekaan Skotlandia dari Inggris.
Pandangan Ratu Elizabeth II terhadap Brexit juga tidak banyak dibahas. Meskipun pada Maret lalu, salah satu media Inggris, The Sun, sempat memberitakan bahwa Ratu Elizabeth II sebenarnya mendukung Brexit. The Sun membuat judul 'QUEEN BACKS BREXIT'.
Sun mengutip pernyataan seorang sumber yang ikut makan siang bersama ratu dan Deputi Perdana Menteri Nick Clegg pada tahun 2011 lalu. Saat itu, Ratu diklaim mengatakan 'Uni Eropa berjalan menuju ke arah yang salah'. Namun belakangan berita ini diprotes oleh kalangan Istana. (nvc/mad)











































