.webp)
Menurut polling terbaru yang dilakukan Manmouth University dari New Jersey, seperti dilansir PressTV, Selasa (21/6/2016), secara nasional mantan Menteri Luar Negeri AS itu memperoleh 47 persen suara, dibandingkan 40 persen suara yang didapat Trump dari pemilih terdaftar di AS.
Sedangkan dalam polling yang digelar di 10 negara bagian yang dianggap sebagai medan pertempuran kedua kandidat, Hillary juga masih unggul 8 persen atas Trump. Polling menyebut Hillary memperoleh 47 persen suara dan Trump meraup 39 persen suara di 10 negara bagian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara bagian Colorado, Florida, Iowa, Nevada, New Hampshire, North Carolina, Ohio, Pennsylvania, Virginia dan Wisconsin menjadi pertaruhan kandidat Partai Demokrat dan Partai Republik pada pemilihan presiden 8 November mendatang. Sebanyak 10 negara bagian itu dianggap memimpin dalam setiap pemilihan umum, dengan selisih suara berkisar di antara 7 persen.
Pilpres tahun 2012 lalu, kandidat yang memenangkan 10 negara bagian itu berhasil mengalahkan rival politiknya dengan selisih kurang dari 7 persen. Saat itu, Presiden Barack Obama menang atas kandidat Republik Mitt Romney di negara-negara bagian itu, kecuali North Carolina.
"(Hillary) Clinton memiliki keuntungan seiring kampanye pemilu dimulai, khususnya di wilayah swing states. Namun, pertanda menunjukkan (pilpres) tahun 2016 memiliki pemilih paling terpolarisasi sejauh ini," sebut pakar polling dari Monmouth University, Patrick Murray.
Baca juga: Didukung Obama Jadi Capres Demokrat, Ini Kata Hillary Clinton
Sementara itu, dalam polling lainnya yang dirilis Jumat (17/6) pekan lalu, Hillary unggul dengan 45,5 persen suara melawan Trump dengan 34,8 persen suara, sedangkan 19,7 persen tidak memilih kedua kandidat itu.
(nvc/ita)
