Kepada media The New York Post, Selasa (14/6/2016), ayah Mateen, Seddique Mateen menyatakan anaknya bukan gay. "Jika dia gay, mengapa dia melakukan sesuatu seperti ini," cetusnya.
Sebelumnya, sejumlah pengunjung setia kelab gay Pulse tersebut mengatakan, Mateen sering datang dan minum-minum sendirian di bar kelab tersebut. Bahkan menurut pengunjung bernama Chris Callen, Mateen pernah beberapa kali dikawal keluar dari bar karena mabuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pengunjung setia Pulse lainnya, Kevin West mengatakan kepada media Los Angeles Times, Mateen kerap mengirim pesan untuknya selama setahun dengan menggunakan aplikasi obrolan gay. Tidak disebutkan isi obrolan tersebut.
Hal senada disampaikan pengunjung setia kelab Pulse lainnya kepada media MSNBC. Dikatakan pria yang tak ingin disebut namanya itu, Mateen pernah menggunakan beberapa aplikasi gay, termasuk Grindr.
Mateen lahir di New York dari orang tua asal Afghanistan tetapi pindah ke Fort Pierce, sebuah kota kecil sekitar dua jam perjalanan di selatan Orlando. Mantan istrinya, Sitora Yusufiy mengatakan kepada Washington Post bahwa Mateen suka melakukan kekerasan dan mentalnya tidak stabil, serta telah memukulnya berulang kali.
Pasangan ini menikah di Fort Pierce pada 2009 setelah bertemu secara online, tapi mereka hanya empat bulan tinggal bersama, setelah orangtua Sitora datang untuk menyelamatkan putri mereka dari kekerasan Mateen. Pasangan tersebut resmi bercerai pada tahun 2011. Setelah itu Mateen menikah dengan Noor Zahi Salman dan memiliki seorang anak laki-laki.
(ita/ita)