Selama lebih dari 30 tahun, Meade terus berkirim surat dengan Ali. Menuturkan kisahnya kepada BBC News, Jumat (10/6/2016), Meade menyebut hidupnya berubah dengan menjadi sahabat pena Ali. "Dia memberi pengaruh besar dalam kehidupan saya," sebut Meade.
"Ketika saya berusia 10 tahun, saya menulis surat kepada Muhammad Ali. Semua orang memberitahu saya bahwa dia tidak akan pernah membalas surat saya -- tapi, tiga minggu setelah saya mengirim surat, saya menerima surat tulisan tangan The Champ," imbuhnya, merujuk pada panggilan Ali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat tulisan tangan Muhammad Ali untuk Stephanie (Stephanie Meade/BBC) |
Surat balasan Ali itu berbunyi: "Halo Stephanie, terima kasih atas suratnya yang indah, saya juga berharap bisa bertemu denganmu suatu hari. Tolong beritahu penggemar saya, saya mengatakan, 'Halo', dari saya. Titip cium untuk Ibu dan Ayah dan saya mendoakan mereka. Semoga Allah selalu memberi berkah dan membimbingmu. Sayang dari Muhammad Ali."
Meade menyebut kehidupan masa kecilnya jauh dari biasa. Ayahnya lumpuh sejak Meade berusia 4 tahun. Jadi ketika kebanyakan anak-anak bermain di luar, Meade hanya duduk menonton televisi bersama sang ayah.
"Kami akan menonton video rekaman pertandingan Ali. Pada umur 6 tahun, saya bisa menjelaskan secara detail, setiap pertandingan yang dijalani Ali. Ketika saya pergi ke sekolah, teman-teman saya membahas Superman -- tapi saya selalu berpikir mereka konyol karena saya punya Ali. Dia adalah pahlawan super saya," tutur Meade.
Baca juga: Jenazah Muhammad Ali Akan Dibawa Keliling Kota Louisville, Ini Rutenya
Ditambahkan Meade, dirinya mengirimkan rapor dan menceritakan rahasia terbesarnya. Menurut Meade, Ali tidak pernah tak membalas suratnya. Setidaknya, Meade mengirimkan surat kepada Ali sebulan sekali dan dia mengaku selalu mengutarakan keinginannya untuk bertemu Ali. Persahabatan Meade dengan Ali melalui surat ini terus berlanjut selama bertahun-tahun, hingga Ali menderita Parkinson dan kehilangan kemampuannya menulis surat. Namun Meade tetap mengirim surat kepada Ali.
Meade akhirnya bertemu dengan Ali tahun 1992 ketika dia duduk di bangku kuliah. Saat itu, Ali menghadiri acara di dekat kota Seattle dan Meade nekat mendatangi hotel tempat Ali menginap. Meade menunjukkan suratnya pada penjaga keamanan dan mengatakan Ali kerap mengirim surat kepadanya.
"Hal selanjutnya yang saya tahu, saya dikawal untuk duduk di dekat Muhammad Ali, setelah Ali meminta Mike Tyson mengosongkan kursinya untuk saya. Saya akhirnya bertemu pahlawan saya," ucapnya.
Pertemuan pertama Stephanie dengan Muhammad Ali tahun 1992 (Stephanie Meade/BBC) |
Tahun 2014, Ali mengundang Meade dan keluarganya untuk mengunjungi rumahnya. Meade mengajak sang ayah yang lumpuh, yang juga menggemari Ali. Saat itu, kondisi Ali sudah tidak sebugar sebelumnya. Menurut Meade, Ali sudah tidak bisa berbicara, namun Meade menyebut matanya masih menyala dan Ali memeluknya. Istri Ali, Lonnie, meminta Meade untuk tetap mengirim surat dan berjanji akan membacakan setiap surat Meade kepada Ali. Pertemuan tahun 2014 itu menjadi pertemuan terakhir Meade dengan Ali, yang meninggal dunia pekan lalu, di kampung halamannya, Louisville, Kentucky.
"Dunia telah kehilangan atlet terhebat, sang juara, dan penyayang sesama manusia. Saya telah kehilangan sahabat terbaik yang pernah saya miliki," sebut Meade yang sengaja terbang dari Seattle ke Louisville untuk menghadiri pemakaman Ali.
Pertemuan terakhir Stephanie dengan Muhammad Ali tahun 2014 (Stephanie Meade/BBC) |
Baca juga: Kisah Kebaikan Hati Muhammad Ali yang Mengubah Hidup Khadijah
(nvc/mad)












































Surat tulisan tangan Muhammad Ali untuk Stephanie (Stephanie Meade/BBC)
Pertemuan pertama Stephanie dengan Muhammad Ali tahun 1992 (Stephanie Meade/BBC)
Pertemuan terakhir Stephanie dengan Muhammad Ali tahun 2014 (Stephanie Meade/BBC)