Akibatnya, penduduk Australia,terutama anak-anak muslim tidak familiar dengan bahasa yang digunakan dalam Alquran tersebut. Bahkan, banyak penduduk muslim Australia yang sama sekali tidak bisa berbahasa Arab, menulis dan membaca huruf Arab.
Permasalahan besar ini mengetuk hati seorang tokoh muslim terkemuka di Melbourne, Hasan Alshakshir. Hasan lalu memutar otaknya untuk menemukan terobosan metode untuk mempermudah pengenalan Bahasa Arab, baik kepada anak-anak muslim, maupun bagi orang dewasa yang tertarik belajar Bahasa Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat ditemui detikcom dan dua media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada akhir Mei 2016, Hasan memperlihatkan karya terbarunya. Karya yang disusun selama 7 tahun ini disebutnya akan sangat mempermudah pengenalan Bahasa Arab bagi pemula.
Satu paket buku yang diberi judul "Noon, Learn to Write Arabic" berhasil dibuat Hasan. Tokoh muslim Victoria itu ingin mengenalkan metode baru yang akan mempermudah dalam mempelajari Bahasa Arab terutama dari sisi penulisan dan membaca.
"Saya mengajarkan cara belajar Bahasa Arab yang paling mendasar. Dimulai dari menulis dan mengucapkan hurufnya," kata Hasan.
Dalam bukunya, Hasan menyertakan beberapa permainan yang akan membantu pembelajaran. Dia mengajarkan menulis dan membaca huruf Arab dari mulai yang paling dasar.
"Orang yang belum pernah mengenal Bahasa Arab akan bingung saat melihat ada perbedaan ketika suatu huruf berada di depan, di tengah dan di akhir kata. Mereka kebingungan kenapa huruf-huruf itu berubah bentuk. Untuk itu saya memberikan penjelasan secara detail," jelasnya.
Pada buku bagian pertama, Hasan yang merupakan insinyur teknik sipil itu memperkenalkan huruf Arab secara mendasar. Bahkan, untuk mempermudah anak-anak belajar, Hasan memberikan gambaran hewan atau tumbuhan yang bentuknya menyerupai huruf-huruf Arab.
"Yang terpenting adalah mereka bisa mengingat dulu bagaimana bentuknya, kemudian bisa menggambarkannya secara kasar, baru kemudian bisa menuliskannya," tuturnya.
Pada bagian berikutnya, setelah bisa menulis huruf Arab secara mendasar, akan diajarkan membedakan beberapa karakter dan cara membaca huruf Arab. Hasan telah mengategorikan huruf-huruf Arab dalam beberapa bagian.
"Secara fonetik, beberapa huruf di Bahasa Arab tidak ada persamaan bunyinya dalam Bahasa Inggris. Contohnya huruf Kha, Syin, Tsa, tidak ada bunyi-bunyi tersebut dalam Bahasa Inggris," ungkapnya.
"Anak-anak juga tidak bisa membedakan mana huruf Ha mana huruf Kha, dan ada beberapa contoh lain. Oleh karena itu saya mencari metode khusus," imbuhnya.
Dalam buku ajarnya itu, Hasan memberikan bantuan untuk belajar mengucapkan huruf Arab secara benar. Ada beberapa indikator dalam buku yang bisa digunakan untuk mengetahui seberapa kemampuan seseorang mengucapkan huruf Arab secara benar. Semua pengucapan huruf Arab dipadankan dengan contoh-contoh nama benda dalam bahasa Inggris, sehingga bagi anak-anak akan lebih mudah mengingatnya.
Lalu, setelah itu Hasan mulai memperkenalkan perubahan bentuk huruf Arab ketika berada di depan, tengah, maupun akhir kata. Hasan mengelompokkan beberapa perubahan bentuk huruf itu melalui alat peraganya. Alat peraga itu dari karton yang disusun bertumpuk, berbentuk cakram, dan bisa diputar-putar sesuai dengan huruf dan kelompoknya. Ada tiga kelompok huruf berdasarkan perubahannya, yakni merah, oranye dan hijau.
![]() |
"Yang berwarna hijau ini seperti lampu lalulintas, hanya ada satu bentuk dan tidak akan berubah hurufnya. Lalu oranye ada beberapa perubahan bentuk namun tidak semua berubah, masih ada kemiripan bentuk antara huruf saat berada di depan, tengah maupun akhir, contohnya Kha, Jim, Kho, dan Syin," kata Hasan.
![]() |
"Sementara untuk yang merah, akan mengalami perubahan saat di depan, tengah maupun belakang. Contohnya, Kaf, Lam, dan beberapa yang lain, ini seperti irregular verb di Bahasa Inggris," tuturnya.
Dalam bagian ini, Hasan juga menggunakan sebuah permainan sebagai alat bantu pembelajaran. Sehingga, akan lebih mudah untuk mengingat perubahan bentuk huruf Arab berdasarkan posisinya dalam sebuah kata.
Setelah itu, bagian buku berikutnya mulai memasuki proses pembentukan kata. Setelah bisa menulis huruf dasar, mengenal perubahan bentuk huruf, maka akan mulai bisa menuliskan kata-kata sederhana. Lagi-lagi Hasan menggunakan permainan sederhana berbentuk lingkaran untuk melatih pembentukan kata sederhana yang terdiri dari tiga huruf. Dari permainan itu, bisa disusun lebih dari 26 ribu kata yang terdiri dari tiga huruf.
Setelah bisa menyusun kata-kata sederhana, Hasan mulai mengajarkan ke tingkat yang lebih rumit. Namun, dalam proses pengenalan huruf Arab dan cara membacanya, Hasan belum mengajarkan tajwid.
![]() |
"Yang terpenting adalah bisa menulis dan mengucapkan dengan benar. Tajwid bisa diajarkan setelah itu," tegasnya.
Dalam bukunya, selain dengan alat bantu permaninan, Hasan juga menyajikan dalam berbagai tabel dan diagram untuk memudahkan pengenalan huruf Arab. Khusus untuk anak-anak, berbagai gambar yang bentuknya mirip huruf Arab digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran.
"Bagi anak-anak, butuh waktu 48 jam dari mulai tidak tahu sama sekali hingga bisa menulis dan mengucapkan huruf Arab. Sedangkan bagi orang dewasa, hanya butuh waktu 5 jam tergantung dari keseriusan dalam proses belajar," terang Hasan. (Hbb/nwk)