Menurut para penyidik kepolisian seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/6/2016), mobil sewaan yang digunakan dalam serangan itu, diledakkan dengan menggunakan alat pengendali jarak jauh. Tujuh polisi dan empat warga sipil tewas ketika bom tersebut meledak di dekat sebuah bus polisi saat jam sibuk pagi hari kemarin.
Menyusul insiden ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, para pelaku serangan tak akan diampuni. Erdogan pun bertekad akan terus memerangi terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misi para tentara kita, polisi kita dan penjaga kota kita adalah melindungi jiwa kita dan properti kita. Bahwa orang-orang tersebut ditargetkan, ini tak bisa diterima. Kita akan meneruskan perang kita melawan terorisme dengan tanpa rasa takut," tegas Erdogan.
Perdana Menteri (PM) Turki yang baru dilantik, Binali Yildirim juga mengecam para pelaku yang membunuh warga sipil di bulan suci Ramadan ini. "Ini sekali lagi menunjukkan bahwa mereka adalah musuh nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Sejauh ini belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim mendalangi serangan bom tersebut. Namun para militan ISIS, Kurdi dan kelompok-kelompok sayap kiri radikal telah melancarkan serangan-serangan di Turki belakangan ini.
Turki telah mengalami serangkaian pengeboman tahun ini, termasuk dua serangan bunuh diri di kawasan-kawasan wisata di Istanbul yang diklaim oleh kelompok radikal ISIS. Juga dua ledakan bom di ibukota Ankara, yang diklaim oleh kelompok militan Kurdi. (ita/ita)











































